Oleh: Ari Budi Kurnianto
Anggota MUI Pancoran Mas Depok
Bulan dzulhijjah bukan hanya milik para jama’ah haji yang beribadah menunaikan rukun islam ke baitul harom, namun bulan dzulhijjah juga dimiliki oleh segenap hamba Alloh ta’ala yang tidak berangkat ke tanah suci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jangan khawatir tidak mendapatkan keistimewaan dari Alloh Ta’ala bagi yang tidak berangkat haji, karena begitu utamanya bulan dzulhijjah sehingga segala amal sholih yang dilakukan hamba Alloh Ta’ala dibulan itu mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda.
Diantara keutamaan bulan dzuhijjah adalah:
1. Terdapat sepuluh hari yang memiliki keutamaan.
Yang dimaksud dengan sepuluh hari ini adalah sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah, Alloh Ta’ala berfirman,
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Dan malam yang sepuluh” (QS. Al-fajr: 2).
Ibnu ‘Abbas Rodhiyalluhu ‘anhu menafsirkan ayat diatas, “sepuluh hari awal dibulan dzulhijjah”.
2. Terdapat sepuluh hari dimana amal sholih lebih baik dan dicintai Alloh Ta’ala dari hari yang lain.
Rasululloh Sholallohu alaihi wa Sallam bersabda,
ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام
“Tidak ada hari dimana amal sholih lebih dicintai Alloh dari dari hari ini (sepuluh hari diawal bulan dzulhijjah)” (HR. Bukhori).
Sangat sayang untuk dilewatkan kesempatan ini, karena belum tentu usia kita sampai pada bulan dzulhijjah tahun depan.
Oleh karena itu sudah sepantasnya sebagai insan yang beriman untuk mengisi hari-hari tersebut dengan amal sholih walau sekecil apapun.
3. Amal sholih yang dilakukan pada hari-hari tersebut sama utamanya dengan orang yang gugur sebagai syuhada.
Rasululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام ” – يعني عشر ذي الحجة – قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ” ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجلا خرج بنفسه وماله ، ثم لم يرجع من ذلك بشيء ”
“Tidak ada hari dimana amal sholih lebih dicintai Alloh dari dari hari ini (sepuluh hari diawal bulan dzulhijjah), sahabat bertanya, “tidak dengan jihad dijalan Alloh?. Rasululloh bersabda, “tidak dengan jihad dijalan Alloh, kecuali orang yang keluar dengan diri dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa dari itu semua” (HR. Bukhori) .
4. Berpuasa ditanggal 9 dzulhijjah (hari arofah) menghapuskan dosa 2 tahun.
Rasululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
5. Berkurban sebagai sarana mendekatkan diri kepada Alloh Ta’ala.
Sebagi bentuk rasa syukur kita kepada nikmat yang diberikan Alloh Ta’ala, serta atas keluasan rizki dari-Nya-lah maka selayaknya mengeluarkan rupiah untuk membeli seekor sapi atau domba yang kita persembahkan kepada Alloh Ta’ala diprioritaskan.
Sebagaimana firman Alloh Ta’ala,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ,فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 1-2).
Rosululloh Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
“Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. ibnu Majah).
6. Bulan dzulhijjah termasuk bulan harom yang dimuliakan Alloh
Alloh Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36)
Ibnu Jarir mengatakan, “Hitungan bulan disisi Alloh ada dua belas bulan dalam kitabulloh, hari dimana diciptakannya langit dan bumi diantaranya ada empat bulan harom, tiga disebut secara urut (dzulqo’dah, dzulhijjah,muharrom), dan rojab mudhor antara jumadi dan sya’ban.”
Ibnu ‘abbas Rodhiyallohu ‘anhuma mengatakan, “Di bulan ini perbuatan dosa diberikan ganjaran sangat besar sebagaimana amal sholih mendapatkan pahala yang sangat besar.”
Demikianlah beberapa keutamaan bulan dzulhijjah, semoga bisa memotivasi kita untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah serta mendekatkan diri kepada Alloh ‘azza wa jalla
Allohu Ta’ala a’lam