Siarandepok.com – Manchester City menutup musim 2018/2019 dengan treble domestik, sebuah rekor di Inggris. Tapi sukses mereka juga mendapatkan sorotan. City dinilai menghabiskan terlalu banyak uang untuk melangkah sejauh ini, plus masih gagal di Liga Champions.
Sejak kedatangan Pep Guardiola pada 2016 hingga misim panas lalu, City menghabiskan sekitar 608 juta euro atau sekitar Rp 9,8 triliun. Jika ditotal sejak hadirnya Sheikh Mansour sebagai investor pada 2008, belanja pemain City mencapai nilai 1,66 miliar euro atau sekitar Rp 26,75 triliun.
Kritik publik menjadi kian tajam setelah munculnya laporan dugaan bahwa City melakukan penggelembungan dana sponsor. Diyakini manajemen City mendapatkan suntikan dana dari pemerintah Uni Emirat Arab untuk meningkatkan pendapatan, di mana sang pemilik merupakan sosok yang sangat berpengaruh di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasus tersebut saat ini sedang diselidiki dan berpotensi membuat City didepak dari Liga Champions. Chairman City Khaldoon Al Mubarak percaya ini adalah bagian dari serangan terhadap kesuksesan klubnya.
“Dengan sukses, ada kecemburuan, iri hati, atau apapun itu di level tertentu. Itu adalah bagian dari permainan ini. Ini tak mudah untuk kompetisi kami, kami tahu itu,” ujarnya seperti dilansir BBC.
“Tapi realitanya adalah, kami tak membeli pemain termahal di Premier League, kami tak membeli kiper termahal, kami tak membeli gelandang termahal, kami tak membeli penyerang termahal.”
“Orang-orang membuat keputusan, mereka harus hidup dengan itu. Ini adalah klub yang dijalankan dengan baik,” imbuhnya.
Pembelian termahal City sejauh ini adalah Riyad Mahrez, yang didatangkan musim panas lalu dari Leicester City dengan biaya £60 juta.
Sementara itu fyi
Striker termahal : Romelu Lukaku (£90 juta)
Gelandang termahal : Paul Pogba (£93,25 juta)
Kiper termahal : Kepa Arrizabalaga (£71,6 juta)
Bek termahal : Van Dijk (£75 juta)