Siarandepok.com – Orangutan kembali diselamatkan dari perkebunan sawit di Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Nanggroe Aceh Darussalam.
Orangutan betina yang diberi nama Pertiwi itu ditemukan dekat dengan lokasi penemuan orangutan ‘Hope’ yang diselamatkan dari luka parah dengan 74 butir peluru di sekujur tubuhnya.
Ketua Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), Panut Hadisiswoyo, mengatakan tim penyelamat berhasil mengevakuasi orangutan Pertiwi berjenis kelamin betina. Pertiwi dievakuasi tanpa melalui proses pembiusan karena dalam kondisi lemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tim penyelamat ini terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, tim The Human-Orangutan Conflict Response Unit (HOCRU)-Orangutan Information Center (OIC), dan Wildlife Conservation Center Indonesia Program (WCS-IP).
“Pada 19 Maret, Tim HOCRU OIC mendapat informasi dari BKSDA-Aceh melalui nomor call center HOCRU bahwa ada beberapa individu orangutan yang terjebak di kebun masyarakat di Dusun Rikit Desa Namo Buaya Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam,” kata Panut, Kamis (21/3/2019).
Pada Selasa sore, tim pengecekan ke lokasi perkebunan yang berstatus Areal Penggunaan Lain (APL) itu. Hasil pemantauan, tim HOCRU menemukan orangutan berusia 7 tahun dalam sarang baru di lokasi perkebunan tersebut.
Tim kemudian mengevakuasinya tanpa membiusnya secara langsung. Pasalnya, Pertiwi tampak kurus sehingga dikhawatirkan tembakan bius mengenai organ vitalnya. Tim memutuskan untuk menangkapnya sebelum memberikan pembiusan.
Dari hasil pemeriksaan, Panut menyebut orangutan yang memiliki berat 5 Kg ini mengalami malnutrisi atau kurang gizi. Selain itu, kondisi tangan kanannya kurang responsif.
“Pemeriksaan ekstremitas secara keseluruhan didapati indikasi cedera pada tangan sebelah kanan dan tidak responsif. Setelah semua pemeriksaan fisik selesai dinyatakan orangutan tidak layak untuk di lepasliarkan kembali ke habitatnya,” terangnya.
Orangutan Pertiwi ini, kata Panut, harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Karantina Orangutan Sumatera milik SOCP di Sibolangit Sumatera Utara.
“Mengingat orangutan dalam kondisi malnutrisi dan perlu pemeriksaan pada tangan kanan yang kurang responsif, dan setelah berkomunikasi dengan pihak BKSDA-ACEH, maka orangutan harus dibawa segera ke karantina SOCP di sibolangit pada hari yang sama,” sebutnya.
Panut menambahkan tim akan memantau dan mencari kemungkinan keberadaan orangutan lainnya yang terisolasi di Dusun Rikit Desa Namo Buaya Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam.
“Kita perkirakan masih ada orangutan yang terisolasi di perkebunan itu. Nantinya kita akan melaporkan hasil temuan kepada pihak BKSDA-ACEH pemangku wilayah dan kebijakan,” tandasnya.
Penulis : Ardiansyah
Editor : Muthia Dewi Safira