Mengunjungi Ulama

Dr. K.H. Syamsul Yakin, M.A., (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar, Parung Bingung, Depok)

 Jalaluddin al-Suyuthi dalam Lubab al-Hadits dan Abu al-Laits dalam Tanbih al-Ghafilin mengutip hadits Nabi SAW yang bersabda, “Barang siapa yang mengunjungi seorang ulama, maka seolah-olah dia telah mengunjungi aku.”

Nabi SAW lanjutkan, “Barang siapa yang berjabatan tangan dengan seorang ulama, maka seolah-olah ia berjabatan tangan dengan aku. Barang siapa yang duduk bersama orang alim, maka seolah-olah ia duduk bersama aku di dunia”.

Lalu Nabi SAW bersabda lagi, “Barang siapa yang duduk bersamaku di dunia, maka aku akan menempatkannya (duduk berdampingan) denganku pada hari kiamat”. Semoga orang seperti ini diberi kenikmatan menemani Nabi SAW di surga seperti hadits riwayat Imam Muslim.

Dalam hadits bersumber dari Anas bin Malik yang dikutip Syaikh Nawawi Banten dalam Tanqihul Qaul terdapat teks yang hampir serupa. Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang mengunjungi seorang ulama, maka sungguh ia telah mengunjungi aku”.

Nabi SAW lanjutkan, “Barang siapa yang mengunjungi aku, maka ia akan mendapat syafa’at dariku”. Setiap langkahnya mendapat pahala seperti pahala orang yang mati syahid”. Hadits ini lebih rinci lagi karena terdapat jaminan syafa’at Nabi SAW dan pahala mati syahid.

Syaikh Nawawi Banten juga mengutip hadits Nabi SAW lainnya yang bersumber dari Abu Hurairah yang berkata, “Aku telah mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Barang siapa saja yang mengunjungi seorang ulama, maka aku memintakan surga untuknya kepada Allah”.

Lalu Ali Ibnu Abi Thalib berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang berziarah ke makam seorang ulama, lalu ia membaca ayat al-Qur’an di dekat kuburnya, maka Allah berikan gedung-gedung di surga sebanyak langkahnya (berziarah).”

Lalu Nabi SAW lanjutkan, “Untuk setiap huruf yang dibacanya di atas kubur itu, Allah akan beri satu gedung dari emas di surga”. Demikian berdasarkan hadits yang dikutip oleh Syaikh Nawawi Banten dari kitab Riyadhus Shalihin karangan Imam Nawawi.