Siarandepokmcom – Lalu lintas yang padat sepertinya bukan jadi hal yang tabu bagi pengguna kendaraan bermotor di Depok, khususnya pada jam-jam kerja atau jam sibuk. Bahkan terkadang pada akhir pekan pun di beberapa titik jalan utama seperti Jalan Raya Margonda, Jalan Kartini, atau Jalan Siliwangi juga selalu macet.
Minggu (3/3) siang, kendaraan baik motor maupun mobil tampak mengular sejak tugu masuk selamat datang di kawasan Pondok Cina hingga Jalan Arif Rahman Hakim. Jalanan yang tersendat membuat pengendara motor masuk ke jalur cepat yang sebenarnya dilarang. Mengenai hal itu polisi pun tak mampu berbuat banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penampakan motor masuk jalur cepat telah jadi pemandangan biasa di Jalan Margonda. Meski hampir tiap pagi dan siang polisi melakukan razia lalu lintas, pengendara motor tak pernah jera, karena badan jalan yang tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang melintas.
Dalam konferensi pers kinerja pemerintahannya selama tiga tahun terakhir. Wali Kota Depok , Mohammad Idris Abdul Shomad, telah mengusulkan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, untuk membangun underpass dibanding flyover seperti yang ditawarkan Ridwan Kamil.
Emil sebelumnya menawarkan akan membangun dua flyover untuk warga Kota Depok. Satu di Jalan Kartini dan satu lagi di Jalan Raya Sawangan.
“Pak Ridwan Kamil menawarkan flyover, saya bilang bisa enggak ditawar underpass, karena memang kondisi jalan dan kondisi pedagang-pedagang yang ada di (Jalan) Dewi Sartika,” ujar Idris.
Untuk diketahui, saat ini pengendara dari Jalan Kartini yang hendak ke arah Jalan Dewi Sartika atau Siliwangi terpaksa harus memutar sekitar 2 kilometer lewat Jalan Arif Rahman Hakim karena rekayasa lalulintas yang dilakukan polisi. Padahal, sebelumnya jaraknya hanya 200 meter saja. Dengan adanya underpass, pengendara tak perlu memutar lagi dan secara otomatis dapat mengurangi volume kendaraan di Jalan Margonda.
Dia mengatakan, dana yang diperlukan untuk membangun underpass dan membebaskan bidang tanah tersebut mencapai sekitar Rp400 miliar. Harga tanah yang perlu dibebaskan berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta permeter persegi.
Pemkot Depok sempat mengusulkan dua titik lokasi pembangunan, yakni di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Raya Citayam. Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna menyampaikan, dua titik jalan itu diusulkan Pemkot sebagai lokasi pembangunan flyover karena dua kawasan itu terkenal macet, bahkan di luar jam sibuk sekalipun.
Wali Kota Depok malah ‘menawar’ dengan mengusulkan underpass, bukan flyover seperti yang ditawarkan Emil.
Penulis : Inggiet Yoes
Editor : Faisal Nur Fatullah
