Siarandepok.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi Provinsi Riau akan kembali berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Maret dan Juni mendatang.
Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Wisnu Widjaja mengatakan, jika hal ini tidak dicegah maka kebakaran yang lebih besar bisa terjadi pada Juni.
“Jadi, wilayah Riau itu ada dua semester, Maret akan berpotensi kebakaran lagi. Kemudian setelah itu akan terjadi lagi pada bulan Juni,” ujar Wisnu di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wisnu kemudian memaparkan beberapa penyebab karhutla. Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat yang memicu kebakaran saat kondisi lahan atau hutan sedang dalam kerawanan.
“Kalau air tanah di lahan gambut sudah turun di bawah 40 sentimeter, kemudian ada masyarakat yang tak sengaja membuang puntung rokok di situ, maka terjadilah kebakaran. Jadi kalau lahan gambutnya kering ya mudah terbakar,” terang Wisnu.
Wisnu menjelaskan pentingnya upaya pencegahan karena melihat potensi kebakaran hutan yang cukup tinggi pada 2015 lalu. Pada waktu itu, tidak terjadi hujan sampai tiga bulan lamanya. Hal ini menyebabkan tanah menjadi lebih kering dan rawan kebakaran.
Oleh karena itu, Wisnu mengatakan upaya pemadaman dan pencegahan yang saat ini sedang dilakukan oleh BNPB bersama TNI, Polri dan BPBD tidak cukup. Menurutnya, pemadaman dini yang disertai peran masyarakat juga harus dilakukan.
“Pemadaman dini oleh masyarakat. Makanya kita bentuk masyarakat peduli api, desa tangguh bencana, dan sebagainya,” jelasnya.
Secara keseluruhan, Pemprov Riau telah menetapkan status siaga darurat karhutla sejak 19 Februari hingga delapan bulan ke depan. Hal itu ditetapkan karena kebakaran lahan gambut terus membara, terutama di daerah pesisir.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, citra satelit pada Kamis sore mendeteksi ada 36 titik panas (hotspot) tersebar di Riau.
Penulis : Adista
Editor : Faisal Nur Fatullah