Siarandepok.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok melakukan pemetaan populasi kunci melalui Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan surat dari Direktur P2MPL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Nomor PM.PM.02.02./3/2305/2018.
Sekretaris Dinkes Kota Depok, Rani Martina menjelaskan, kegiatan yang dimotori oleh Kemenkes tersebut dilakukan pada 23 provinsi di 60 kabupaten/kota, salah satunya Depok. Dalam kegiatan tersebut, pihaknya melakukan pengambilan sampel darah dari beberapa responder terpilih.
“Kami mengambil sampel darah vena sebanyak 5 cc dan usap anus bagi populasi kunci,” tuturnya, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun untuk pelaksanaannya selama tiga bulan dimulai sejak 13 Desember 2018 hingga 15 Februari 2019. Kemudian, sasaran pemetaan yaitu populasi kunci diantaranya lelaki seks dengan lelaki (LSL), Pengguna Napza Suntik (Penasun), waria, wanita pekerja seks, dan wanita pelanggan pekerja seks.
Lebih lanjut, kata Rani, sapaan akrabnya, STBP dilakukan untuk menentukan kecenderungan prevalensi gonore, klamidia, sifilis, dan HIV/AIDS, diantara populasi paling berisiko di beberapa daerah di Indonesia. Selain itu juga, untuk mengetahui prevelensi Hepatitis B dan C pada populasi berisiko tinggi di Jakarta dan Jawa Barat.
“Semoga dengan dilakukannya STBP ini upaya pencegahan penyakit berisiko di Kota Depok dapat dilakukan secara optimal oleh kami,” pungkasnya.
Penulis : Dian Mutia Sari
Editor : Faisal Nur Fatullah
