JAKARTA – Industri digital yang berkembang sekarang memberi keleluasan pada teknologi untuk berinovasi pada aspek-aspek yang lebih luas. Oleh karenanya, pekerja di masa depan harus sangat fleksibel dan gesit sesuai dengan pasar tenaga kerja baru yang tercipta dari hasil inovasi teknologi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo mengatakan angkatan kerja saat ini harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja industri digital seperti e-commerce.
“Ada beberapa kemampuan yang perlu dikembangkan seseorang untuk berkarier di dunia digital,” kata Eddy di temui di Kadin Indonesia. Selasa (25/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemampuan tersebut menurut Eddy,
1. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing.
“Beragam teknologi yang berkembang di industri digital umumnya menggunakan bahasa Inggris untuk operasional umum. Untuk itu, kemampuan ini menjadi hal dasar agar sumber daya manusia Indonesia memahami perkembangan teknologi,” ujarnya.
2. Kurikulum pendidikan yang lebih relevan
Sektor industri semacam e-commerce cenderung memadukan keterampilan multi dimensi seperti kreatif, berpikiran analitis, terbuka dengan hal baru, juga jiwa kewirausahaan. Keterampilan semacam ini bisa dipupuk menggunakan kurikulum pendidikan yang senantiasa relevan dengan perkembangan industri.
3. Mengerti tentang jenjang karier di industri digital
Tak dapat dipungkiri, industri digital memunculkan banyak istilah profesi baru seperti digital marketer, data scientist, business intelligence, frontend engineer, ataupun backend engineer.
Eddy mengatakan, ragam profesi baru tersebut berpotensi memunculkan kegamangan pada angkatan kerja yang baru pertama kali mengecap dunia digital. Untuk meminimalisirnya, pemahaman tentang jenjang karir di industri digital perlu diberi perhatian khusus.
“Jika pemahaman sudah terbentuk, maka angkatan kerja akan lebih mudah menemukan karir dan cukup siap menerima karir tersebut,” ujar Eddy.
4. Menyediakan wadah transfer ilmu
“Pemerintah idealnya juga patut mewadahi transfer wawasan di kalangan angkatan kerja. Bisa dalam bentuk sertifikasi atau seminar,” jelas Eddy.
Transfer ilmu akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mengarungi industri digital yang bergerak dinamis.
“Ini tidak lepas dari langkah pemerintah negara itu untuk menjadi smart nation. Hal semacam ini sejatinya juga bisa diterapkan pada angkatan kerja Indonesia,” tandas Eddy. (FKV)