Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo mengatakan, jika tidak adanya jaman era industri 4.0 ini maka anak muda saat ini juga akan mengalami masa yang penuh dengan keterbatasan untuk berkembang, seperti jaman dimana teknologi belum secanggih saat ini.
“Jadi bagi yang tidak mau berubah, maka ia akan tertinggal atau mati,” kata Eddy di Ajang Smart Hackathon 2018 atau Hacker Marathon, Jakarta, Rabu (13/12/2018).
Eddy mengatakan, saat ini adalah era disrupsi sekaligus era dimana munculnya peluang-peluang baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dimana peluang tersebut akan dapat di peroleh dengan adanya kesiapan SDM yang handal sehingga tantangan-tantangan itu memberikan kesempatan bagi anak-anak muda saat ini untuk terus berkarya sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki,” jelasnya.
Menurut Eddy, selama ini Indonesia masih sangat kekurangan sumber daya manusia di bidang teknologi. Sehingga, menurutnya, beberapa kebutuhan terkait teknologi masih harus impor dari luar negeri.
Ketua Penyelenggara Smart Hackathon 2018 yang juga co-founder Coding Smart, Mercy Tiurma Sihombing mengatakan, mengingat jaman ini adalah era 4.0 maka Coding Smart School (CoSS) lembaga pendidikan vokasi setara SMA mengadakan ajang Hackathon atau Hacker Marathon. Hacker Marathon adalah lomba pembuatan aplikasi, website atau game. Kami mencari tech-talent untuk dididik oleh para praktisi bisnis startup teknologi, sehingga siap pakai sebagai engineer bahkan C-level di perusahaan2 teknologi.
“Acara ini merupakan ajang berkumpulnya siswa, guru, dan praktisi teknologi untuk membangun aplikasi atau software yang menjadi solusi masalah tertentu. Lembaga pendidikan yang fokus mengajarkan coding, programming dan teknologi,” katanya.
Ketum Kadin mengatakan, Smart Hackathon 2018 adalah hackathon yang didedikasikan untuk para programmer muda.
“Ajang literasi fiansial untuk remaja indonesia yang diselenggarakan oleh WKP APHI dan Coding Smart ini akan membawa manfaat bagi adik-adik disini, tentunya untuk menunjukan kompetensi yang telah di berikan selama pendidikan. Saya sangat berharap, dengan adanya acara-acara seperti ini untuk lebih sering di adakan, terutama dalam mendukung para stakeholder agar lebih berkembang lagi,” tukasnya.
Acara ini di hadiri oleh 200 peserta dari 24 kota seIndonesia yang merupakan dari kalangan guru dan siswa serta para stakholder. Dalam gelaran tersebut, pembuatan aplikasi akan dilombakan dan dilakukan di tempat dengan waktu yang singkat (kurang dari 48 jam) alias marathon. Dan memperebutkan hadiah tunai, sertifikat, beasiswa program pendidikan dan magang di perusahaan teknologi di Indonesia. (FKV)