JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami penguatan sejak awal pekan. Sempat jatuh ke kisaran Rp 15.000 per dollar AS, mata uang Garuda itu sempat menguat ke posisi Rp 14.500-an.
Ketua Umum Kamar Dagang dan industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo mengatakan, menguatnya nilai tukar tidak lepas dari pondasi ekonomi Indonesia yang masih sangat kuat. Hal ini penting untuk terus dikomunikasikan dengan baik agar bisa menumbuhkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi RI.
“Oleh karena itu, pada saat pasar lebih rasional, kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan capital inflow yang lebih positif. Tapi kita tetap harus hati-hati karena memang suasana politik global saat ini,” kata Eddy, di Kadin Indonesia Sabtu (10/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eddy yang juga Caleg DPR RI Dapil Sumsel Satu ini mengatakan bahwa Investor semakin yakin dan optimistis terhadap instrumen investasi di Indonesia.
“Artinya investor, terutama portfolio, confident terhadap kondisi Indonesia. Indonesia itu saya bilang fundamentalnya kuat dibandingkan negara-negara yang suka disebut, bermasalah, ya bukan bandingannya. Hanya tinggal sekarang strukturnya kita perkuat, instrumennya kita banyakin,” ujar Eddy.
Meski demikian, Eddy menilai bahwa nilai tukar rupiah akan tetap berfluktuasi seiring sentimen pelaku ekonomi di tengah kondisi ekonomi global saat ini.
Dia berharap, di tengah ketidakpastian itu, para pelaku ekonomi global tetap memandang positif perekonomian Indonesia.
Dimana pada umumnya, para investor dan pelaku ekonomi memiliki pandangan yang positif kepada ekonomi Indonesia.
“Makin kita berkomunikasi kita berharap bahwa pelaku ekonomi terutama di tingkat regional global akan memahami itu,” pungkasnya. (FKV)
