JAKARTA- Penerapan Industri 4.0 dalam sektor Kelautan dapat mewujudkan kemajuan, kesejahteraan, dan kemandirian bangsa, sebab sektor kelautan dan perikanan mampu mendukung program kedaulatan pangan, di samping bisa berperan dalam memajukan industri farmasi dan energi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo mengatakan, terdapat potensi yang demikian besar di sektor kelautan dan perikanan apabila bisa memanfaatkan era digitalisasi Industri 4.0 yang hingga saat ini belum tergarap secara maksimal.
“Melalui upaya menyesuaikan industri 4.0, peningkatan budidaya perikanan laut membuka peluang kesempatan bekerja masyarakat setempat,yang menjadi potensi bisnis wilayah-wilayah perbatasan yang memiliki nilai jual,” kata Eddy di temui di Kadin Indonesia kamis (04/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketum Eddy mengatakan, meningkatkan peluang ekspor dibidang perikanan budidaya, memacu pertumbuhan investasi dibidang perikanan budidaya di daerah potensial. Kemudian, sebagai akselerasi pertukaran informasi dan teknologi dibidang perikanan budidaya baik lokal maupun global dan meningkatkan penerapan teknologi yang adaptif dan inovatif oleh pelaku usaha perikanan budidaya.
“Untuk menjadi eksportir perikanan yang handal, serta Feed to The World (penyumbang makanan bagi dunia), sangat diperlukan peran industri digital untuk menciptakan produk masa depan,”jelas Eddy.
Menurut Eddy, seperti di era digitalisasi saat ini, telah lahir banyak startup di kalangan anak-anak muda kreatif, termasuk di bidang teknologi digital akuakultur.
“Mereka mampu menghadirkan model bisnis akuakultur yang efisien di tengah-tengah masyarakat, seperti startup InFishta, Crowde dan Venambak yang mengembangkan financial technology (Fintech),”jelas Eddy.
Tidak hanya itu, Eddy menambahkan bahwa Ada juga startup E-Fishery yang mengembangkan teknologi peralatan atau sarana budidaya seperti authomatic feeder otomatis berbasis android. Dengan teknologi ini, kegiatan budidaya akan lebih efisien dan efektif baik waktu, tenaga maupun biaya.
Eddy Ganefo menjelaskan, Pengembangan usaha akuakultur, diharapkan akan menarik lebih banyak investasi. Di sisi lain tentunya akan membantu pembudidaya untuk meningkatkkan kapasitas usahanya.
“Melalui kerjasama antar berbagai pihak, terlebih peran dari startup ini, bisnis akuakultur ke depan akan mampu berdaya saing dan tidak ketinggalan dari sektor-sektor lainnya dalam pemanfaatan teknologi digital,” tutur Eddy.
Diharapkan seluruh stakeholders akuakultur dapat bertemu, berdiskusi, berbagi informasi. Selain itu, melakukan transaksi bisnis, mencapai kesapakatan kerjasama dan hal bermanfaat lainnya. Hal ini akan mendorong percepatan pemanfaatan potensi ekonomi sumberdaya akuakultur bagi kemajuan perekonomian secara nasional. (FKV)
