Kegiatan Kerja Sama Kampanye Stunting BKKBN-Hj Nurhayati di Manonjaya Kab.Tasikmalaya.

- Reporter

Jumat, 9 Februari 2024 - 17:55

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Kerja sama mengampanyekan percepatan penurunan stunting terus berjalan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jabar dengan Komisi IX DPR RI, Jumat (9/2/24), kembali melancarkan itu di wilayah timur Kab.Tasikmalaya.

Dihadiri ratusan warga berbagai kalangan. Tepatnya kegiatan edukasi itu dikonsentrasikan di GOR Futsal Center Manonjaya. Menjadi pemateri dalam acara, anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati Effendy, Ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan SDM BKKBN Jabar, Elma Triyulianti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengawali acara Ketua Tim Kerja Hubungan Antar-Lembaga, Advokasi, KIE BKKBN Jabar, Herman Melani menyampaikan maksud kegiatan. Ia cukup menyambut Hj Nurhayati yang terus peduli tekan stunting. Masyarakat semakin memahami pentingnya terlibat. Diharapkannya, apa yang didapat peserta diteruskan kepada warga lainnya.

Mewakili peserta, pemuka agama KH Miftah Farid, mengaku senang bisa bertemu bersilaturahim. Disampaikan ucapan selamat datang. Terlebih dengan kegiatan yang diyakininya bermanfaat. Dilaksanakan orang-orang yang amanah.

Memasuki sesi inti edukasi, Hj Nurhayati mengingatkan warga untuk mencegah terkena stunting sejak dini. Sejak seorang ibu mengandung. Bahkan sejak pasangan-pasangan yang siap menikah atau calon pengantin.

“Kalau semua ibu berpikiran bahwa investasi jangka panjang kita adalah anak, tentunya akan mengasuh memperhatikannya dengan baik. Anak terkena stunting dicirikan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang”, ucapnya.

Seorang anak terkena stunting, sambungnya, bisa saja itu semasih dalam kandungan. Dia punya potensi risiko stunting karena ibunya mengalami kurang gizi. Kondisi itu terlihat kalau di-USG. Berat badan dan panjang janinnya tidak sesuai dengan usia kehamilan.

Kehamilan yang sehat, bayinya juga sehat. Di sini pentingnya makanan-makanan bergizi seimbang. “Tidak berarti pula makanan bergizi, berprotein tinggi misal, itu mahal”, sebut Nurhayati sembari mencontohkan, ada ikan lele, tahu-tempe, sampai kacang-kacangan.

Yang diingatkan Nurhayati berikutnya, para remaja yang kelak nikah, hendaknya ia memersiapkan diri. Menjaga kesehatan. Tidak menikah di usia muda sebab berisiko dengan kesiapan organ-organ reproduksi.

Untuk menuju Indonesia maju, perlu generasi cerdas, berkualitas. “Anak-anak kita akan menjadi generasi mendatang. Dorong Indonesia punya pemimpin-pemimpin hebat. Bantu jika ada yang terkena stunting. Jangan sampai ada anak kita yang tidak sekolah”, ajak Nurhayati.

/ /

Menjadi sorotan pula dalam bahasan, Kabupaten Tasikmalaya, saat ini termasuk daerah dengan prevalensi stuntingnya yang tinggi, sebesar 27,2%. Angka itu laporan untuk tahun 2022. Untuk laporan tahun 2023 belum keluar datanya.

Tapi, pada laporan lain penanganan daerahnya sekarang yang bukan merujuk pada SSGI sudah di 14,2%. Pastinya lagi jika posisinya sekarang dengan 27,2%, daerah ini menjadi salah satu penyumbang paling tinggi angka stunting di Jawa Barat.

Dari pernyataan Nurhayati dan disiratkan Herman Melani di awal, lantaran angkanya itu, kampanye percepatan penurunan stunting terus diarahkan ke Kab.Tasikmalaya. Dengan harap bisa memberikan informasi-edukasi kepada masyarakat. Bagaimana menurunkan stunting, anak-anak terhindar dari itu, dan ini cukup jadi PR.

/ /

Di pengujung acara, Elma Triyulianti, masih menambahkan ajakan pada keluarga-keluarga dapat memahami bahaya stunting. “Stunting ini mengancam kualitas dan karakter dari keluarga kita, bayi-bayi kita. Sampai-sampai Bapak Presiden mengeluarkan Perpres 12/2021”, ujarnya.

Di antara isi instruksinya, menugaskan BKKBN menjadi ketua percepatan penurunan stunting. Program percepatan penurunannya kemudian berbasis keluarga, dalam rentang tahun 2021-2024.

Orientasi basis keluarga dengan program terciptanya gerakan besar-besaran hingga adanya perubahan perilaku. mulai dari asupan makanan, pengasuhan kepada anak, sampai menjaga sanitasi, kebersihan lingkungan, dll. (**)

Berita Terkait

Alhamdulillah, Walikota Depok Supian Suri Melantik dan Mengukuhkan Pengurus MUI Depok, Siap Jaga Keharmonisan dan Layani Umat
Ketua Dewan Kebudayaan Kota Depok Apresiasi Kegiatan Forum Renja Disporyata Kota Depok Gelar Forum Renja Tahun 2025
Tanggapi Isu Aktivitas Asusila di Area Jalur Kereta Api, KAI Siap Kolaborasi Dengan Instansi Terkait
Lantik Ketua PKK dan Posyandu Kabupaten/Kota se-Jabar, Siska Ajak Sukseskan Visi Jabar Istimewa
Geliat Ramadhan Masjid Al Madeena, Student One Islamic School
Warga Cimanggis Keluhkan Adanya Pungli Saat Uji KIR
Primago Studio Tawarkan Jasa Video Company Profile Bagi Lembaga Pendidikan & Pesantren
PKBM Primago Indonesia Depok Membuka Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 2025-2026

Berita Terkait

Kamis, 13 Maret 2025 - 21:37

Alhamdulillah, Walikota Depok Supian Suri Melantik dan Mengukuhkan Pengurus MUI Depok, Siap Jaga Keharmonisan dan Layani Umat

Rabu, 12 Maret 2025 - 19:22

Ketua Dewan Kebudayaan Kota Depok Apresiasi Kegiatan Forum Renja Disporyata Kota Depok Gelar Forum Renja Tahun 2025

Rabu, 12 Maret 2025 - 19:21

Tanggapi Isu Aktivitas Asusila di Area Jalur Kereta Api, KAI Siap Kolaborasi Dengan Instansi Terkait

Selasa, 11 Maret 2025 - 22:49

Lantik Ketua PKK dan Posyandu Kabupaten/Kota se-Jabar, Siska Ajak Sukseskan Visi Jabar Istimewa

Senin, 10 Maret 2025 - 20:35

Geliat Ramadhan Masjid Al Madeena, Student One Islamic School

Minggu, 9 Maret 2025 - 12:24

Primago Studio Tawarkan Jasa Video Company Profile Bagi Lembaga Pendidikan & Pesantren

Minggu, 9 Maret 2025 - 12:21

PKBM Primago Indonesia Depok Membuka Pendaftaran Penerimaan Siswa Baru Tahun Ajaran 2025-2026

Sabtu, 8 Maret 2025 - 09:21

PT KAI Daop 1 Jakarta Salurkan Bantuan Program Bina Lingkungan untuk Korban Banjir di Bekasi

Berita Terbaru