Siarandeppk.com– Kebutuhan oksigen semakin melonjak tinggi seiring dengan kasus penambahan Covid-19. Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan, terdapat kenaikan kebutuhan oksigen yang sangat tinggi menjadi 2.500 ton per hari.
Jumlah tersebut naik drastis dari yang sebelumnya hanya di sekitaran 400 ton per harinya. Dengan kebutuhan sebesar itu, kapasitas produksi hanya sanggup memenuhi 1.700 ton per hari.
Oleh sebab itu, pemerintah melakukan sejumlah strategi dengan melalui pengadaan oksigen konsentrator atau membeli oksigen yang secara langsung dapat digunakan di rumah atau rumah sakit ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah telah membeli oksigen konsentrator ini sebanyak 20.000 uni.
“Ini juga sudah ada donasi 17.000 (unit oksigen konsentrator)dan mulai berdatangan. Kita rencana sudah beli 20.000 unit yang nanti akan kita distribusikan ke seluruh rumah sakit dengan tempat isolasi,” sebut dia.
Ia menerangkan, setiap seribu unit oksigen konsentrator dapat memproduksi sekitar 20 ton oksigen per hari. Peralatan kesehatan ini juga dapat didistribusikan dengan lebih mudah karena dapat menggantikan tabung-tabung oksigen besar.
“Jadi kita menghilangkan kebutuhan tabung yang besar-besar, kita menghilangkan kebutuhan transportasi logistik yang juga susah. Kita juga menghilangkan kebutuhan pabrik-pabrik oksigen besar yang harus kita bangun dengan cepat,” jelasnya.
Terkait dengan ketersediaan oksigen cair yang diperlukan di ruang ICU rumah sakit (RS), pemerintah mendorong produsen oksigen di Indonesia guna memaksimalkan kapasitas produksinya untuk oksigen medis.
Selain itu, pabrik industri lain yang juga memproduksi oksigen diminta untuk memproduksi oksigen medis.
“Kekurangannya akan kita dapat dengan memanfaatkan extra capacity dari pabrik-pabrik oksigen yang ada di Indonesia maupun extra capacity dari pabrik industri lain yang memproduksi oksigen, misalnya pabrik baja, pabrik smelter, nikel, pabrik pupuk. Mereka memproduksi oksigen di dalam negeri itu yang nanti akan kita tarik dan akan kita distribusikan ke seluruh provinsi,” kata Menkes.
(Rohmat)