Mana yang Lebih Efisien, Swab PCR atau Antigen?

- Reporter

Selasa, 16 Februari 2021 - 13:15

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

siarandepok.com – Rapid Diagnostic Test (RDT) Antigen sebagai salah satu metode dalam melacak kontak, penegakan diagnosis, dan skringing COVID-19 dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan Testing dan Tracing dalam penggunaannya yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Dikutip dari laman resmi Covid.go.id, disebutkan jika pemerintah pusat dan daerah bertanggung jawab terhadap ketersediaan RDT Antigen di puskesmas untuk pelacakan kontak dan penegakan diagnosis COVID-19.

Masyarakat hanya dapat dipergunakan untuk keperluan pelacakan epidemiologi, Rapid Test Antigen yang disediakan secara gratis oleh pemerintah melalui puskesmas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun penggunaan RDT Antigen sebagai syarat perjalanan seseorang di dalam negeri mengacu pada surat edaran yang dikeluarkan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, yang artinya secara mandiri.

Dalam grafik yang dipublikasikan di Nature 590, 202-205 (2021) dengan judul “Rapid coronavirus tests: a guide for the perplexed” adaptasi dari Crozier et al. Br. Med. J. 372, n208 (2021), terlihat jelas mengenai sensitivitas diagnosis PCR dan Rapid Antigen sebagai berikut.

  1. PCR mampu mendeteksi virus dari masa pre-simptomatik (sebelum gejala), masa menular, hingga paska-menular (sudah sembuh). Namun, kekurangannya PCR membutuhkan waktu lebih lama dibanding Rapid Antigen.
  2. Rapid Antigen mampu mendeteksi virus utamanya saat load virus tinggi seperti pada masa menular (hari ke 5-7 onset gejala). Rapid Antigen hasilnya keluar dalam hitungan menit-jam.

Menurut Riza Arief Putranto, PhD. Researcher di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia dalam akun instagramnya, disebutkan mengejar kasus dengan Rapid Antigen bisa membantu mengidentifikasi lebih cepat mereka yang berada pada fase menular dan segera bisa diisolasi.

“Pendekatan ini juga bisa digunakan untuk melakukan tracing kasus positif,” tulisnya di akun instagram miliknya.

 

Penulis: EMY

Editor: SFP

Berita Terkait

Fun Walk With Family tutup Rangkaian Harganas ke-31 Tingkat Jawa Barat
Peringati HARGANAS, BKKBN Jawa Barat Sukses Gelar Anugerah Bangga Kencana dan Penggalangan Komitmen Mitra
Hj Nurhayati: Stunting Ini Bisa Diselesaikan Asal ….
Kepala DP2KBP3A: MKK Bukti Pengakuan Kinerja Pemkab Bandung
Momentum Hari Keluarga Nasional: Menko PMK Optimistis Angka Stunting Di Bawah 20 Persen, Perkawinan Anak Menurun, Perceraian Meningkat
“Rembug Stunting” Kota Bandung: Menuju Generasi Emas dengan Nol Kasus Stunting Baru
Sekda Herman Ajak Camat di Kabupaten Bogor Bergerak Progresif Wujudkan Jabar Zero New Stunting
BKKBN Mencatat Prestasi Terobosan dalam Program Pembangunan Keluarga dan Penurunan Stunting

Berita Terkait

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 17:44

Jaminan Kerja Sebelum Lulus Kuliah “Janji” Ketua STMIK Tazkia Bogor saat gelar Gelar MPLK dan Kuliah Perdana

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 13:08

Pilkada Depok Semakin Sengit, Supian Suri Tawarkan Program Unggulan Bimbel Gratis

Jumat, 11 Oktober 2024 - 21:37

Primago Consulting Adakan WorksCara Unik Promosi Sekolah “Tips Efektif Strategi Promosi Bagi Sekolah” Tahun 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 - 07:28

Prabowo Ingatkan Keadaan Global Sedang Rawan: Ada Pemimpin Dunia yang Tak Arif

Jumat, 11 Oktober 2024 - 07:24

Peringatan Prabowo ke Semua Partai Koalisi: Menteri Jangan Cari Uang dari APBN APBD

Kamis, 10 Oktober 2024 - 16:08

Aduhh…Diduga Enggak Modal, Asset Pemkot Dijadikan Markas Pasangan Calon

Kamis, 10 Oktober 2024 - 16:02

1.440 Satgassus GRIB Satu Komando Dukung dan Coblos Supian-Chandra

Rabu, 9 Oktober 2024 - 21:45

Supian Suri Paparkan Rencana Besar untuk UMKM Depok Jika Terpilih Jadi Wali Kota

Berita Terbaru