Selasa, (21/04/2020) Ketua
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sekaligus Wali Kota Depok, Mohammad Idris menerangkan
perkembangan COVID-19. Selama kurang lebih seminggu data yang terkonfirmasi sejumlah 198, lalu yang sembuh 13 dan meninggal 16
Mohammad Idris menambahkan
Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 43 orang, status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI.
Orang Nomor satu Kota Depok inipun menjelaskan Terkait data Jaring Pengaman Sosial (JPS) bahwa penerima JPS
adalah warga yang masuk dalam DTKS dan Non DTKS. Yang termasuk dalam data Non DTKS adalah penduduk rentan yang berdomisili di Kota Depok, baik yang ber-KTP Depok maupun yang ber-KTP luar Kota Depok yang terdampak COVID-19 yaitu : keluarga miskin/rentan miskin,
pekerja sektor informal/harian, individu/masyarakat lainnya yang memiliki resiko sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Data ini divalidasi oleh Dinas Sosial Kota Depok. Dari data yang sudah divalidasi, 30.000 KK dibantu oleh Pemerintah Kota Depok dan sisanya diusulkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat”, ujar Mohammad Idris.
Dikatakannya pula berkenaan dengan pelaksanaan PSBB, berdasarkan hasil pemantauan lalu lintas dari tanggal 15
April sampai dengan 19 April 2020 terjadi penurunan volume kendaraan sebesar 11,43%, akan tetapi pada tanggal 20 April 2020 terjadi peningkatan kembali volume kendaraan (mobil dan motor) yang terindikasi dari perpindahan penggunaan moda transportasi kereta ke moda transportasi mobil dan motor, disamping itu masih banyaknya kantor-kantor dan perusahaan di Jakarta masih beraktivitas.
“Pada masa PSBB ini, rata-rata pelanggaran pengguna jalan dengan tidak menggunakan masker dan sarung tangan,” pungkas Idris .