Siarandepok.com – Praktisi skema bisnis waralaba menilai bahwa usaha kuliner membutuhkan ritme pembaruan secara teratur antara tiga hingga enam bulan sekali. Inovasi terutama berupa penyegaran menu makanan dan minuman.
Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia, Levita Supit mengatakan, pembaruan menu terutama ditujukan untuk masakan yang sebelumnya kurang direspon baik oleh pelanggan. Opsinya bisa diperbarui atau sekalian diganti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau untuk desainer tampilan fisik restoran juga perlu pembaruan mengikuti tren yang sedang naik daun. Jangan lupa, desain interior tetap harus disesuaikan dengan segmen konsumen yang dibidik,” tuturnya.
Imbuh Levita, mengatakan, bisnis apapun selayaknya mempertimbangkan inovasi setiap kurun waktu tertentu. Tidak hanya produk yang dijual dan desain lokasi tetapi juga konsep bisnis maupun strategi pemasaran.
Pengusaha perlu jeli mengamati kegemaran masyarakat khususnya pada segmen yang menjadi target konsumennya. “Sediakan semua yang dibutuhkan masyarakat (pada segmen konsumen yang diincar),” ucapnya.
Di antara 16 subsektor ekonomi kreatif, bidang kuliner terbanyak menerapkan skema waralaba oleh 17.390 usaha pada 2016. Tapi angka ini terbilang masih sedikit dibandingkan dengan pebisnis kuliner yang tidak menerapkan sistem franchising mencapai 5,5 juta usaha.
Penulis : Dian Mutia Sari
Editor : Muthia Dewi Safira
