PALEMBANG – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo menjelaskan mengenai Peluang dan Tantangan Revolusi 4.0 kepada para Mahasiswa Elektro dan para alumni Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sriwijaya. Hal ini disampaikan Eddy dalam Seminar Nasional Teknik Elektro (SAINTEK) 2018, di Universitas Sriwijaya, Selasa (13/11/2018).
Eddy Ganefo mengatakan, dalam Revolusi 4.0 para pelaku usaha akan lebih mudah dalam mempromosikan produk dan jasa mereka. Sehingga, dengan kemudahan yang dimiliki akan mampu mengekspor produk mereka kepenjuru dunia atau kepasar
“Kadin mengusulkan agar dibentuk Techno Park Palembang dengan ini kita dapat memanfaatkan teknologi terutama dalam Revolusi 4.0 ini. Adapun seperti munculnya beberapa aplikasi atau website-website yang dapat membantu kita maka dari situ kita akan mampu membuka relasi bisnis yang lebih luas, seperti membentuk Grup atau kelompok bisnis lainnya, serta kita bisa mendapatkan akses untuk mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan,” kata Eddy di temui diakhir acara, Selasa (13/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Eddy, tidak hanya peluangnya saja yang diperhatikan, namun para pelaku usaha juga harus mampu menghadapi tantangannya.
“Tantangan itu seperti akan meningkatnya pengangguran, Tuntutan kompetensi semakin tinggi, dan kegaduhan karna mudahnya menyebar berita hoax,” jelasnya.
Eddy menyebutkan, bahwa dalam Revolusi 4.0 ini terdapat lima sektor industri prioritas di Indonesia.
“Sektor itu yakni makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif,elektronik dan kimia,” tutur Eddy.
Adapun strategi yang Eddy berikan kepada para mahasiswa dalam menghadapi Revolusi 4.0 pertama, harus meningkatkan kompetensi SDM dalam memahami penggunaan teknologi Internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.
Kedua, Industri Nasional agar dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, CyberSecurity, Cloud, dan Augmented Reality, dan Ketiga, Inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis.
“Selain itu para pelaku usaha harus memanfaatkan teknologi digital untuk memicu produktifitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program E-Smart IKM,” tutur Eddy.
Eddy mengatakan, jika para pelaku usaha mampu melaksanakan strategi tersebut, maka Revolusi Industri 4.0 bukanlah menjadi sebuah Hambatan. Akan tetapi tantangan bagi siapa yang ingin maju dan berkembang.
Seminar Nasional ini diangkat dengan tema Peningkatan Daya Saing SDM Melalui Pelaksanaan Riset Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Seminar ini dihadiri oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yakni Danny Mokhammad Gandana, Sekretaris Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia yaitu Abdul Halim dan Universitas Teknikal Malaysia Malaka yaitu Mohd. Riduan bin Ahmad. (FKV)