Jakarta – Dana desa harus dikelola untuk menggerakkan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Dengan mengambil langkah tersebut diharapkan dana tersebut bisa membuat desa berkembang dan mensejahterakan masyarakat.
Sebagaimana telah diatur dalam Permendesa Nomor 5 tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa. Salah satu program diprioritaskan adalah capacity building atau peningkatan kapasitas masyarakat desa sebagai bagian penting dari program pemberdayaan masyarakat.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo berharap dana desa tidak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Tetapi, Eddy berharap, mulai dimanfaatkan untuk pemberdayaan manusia, dan inovasi ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ingin dana desa tidak hanya urusan infrastruktur saja, tapi ke pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, menggeser ‘grek’ masuk ke pemberdayaan ekonomi dan inovasi desa,” kata Eddy, di Kadin Indonesia, Selasa (6/11).
Menurut Eddy, penggunaan dana desa bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan di desa hingga dua kali lipat dibandingkan di kota. Harapannya, sekitar 1,2 juta orang desa terhindar dari kemiskinan.
“Itu apa artinya? Artinya Pemerintah memberi perhatian sangat besar kepada desa,” Eddy menegaskan.
Dia memaparkan dana desa bisa dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, salah satunya bekerja sama dengan pelaku industri. Dengan begitu, masyarakat desa akan terhindar dari persoalan ekonomi.
Ia mencontohkan, keluarganya pernah tinggal di desa dan kala itu seluruh warga desa menanam pepaya di waktu yang sama. Permasalahan terjadi ketika seluruh warga desa memanen pepaya, sehingga pasokan berlebih dan di saat bersamaan tak ada permintaan. Alhasil, pepaya tidak bisa terjual semua hingga membusuk, dan terbuang sia-sia. Persoalan seperti itu, kata dia, bisa diselesaikan oleh pendamping desa.
“Pak Menteri (Eko Putro Sandjojo) telah bekerja sama dengan industri-industri, perusahaan-perusahaan, sehingga produksi dari desa dapat terserap,” ucapnya.
Selama ini, dana desa memang difokuskan pada peningkatan infrastruktur desa. Sekitar 95 ribu kilometer jalan dan 914 jembatan dibangun di Indonesia dari dana desa. Sekitar 2.200 perahu bagi warga desa dekat laut.
Tak hanya itu, dana desa juga membantu mengurangi tingkat stunting atau kekurangan gizi anak. Dana desa diharapkan dapat mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di setiap desa. Sehingga, kualitas generasi mendatang semakin baik.
Sejak 2015, pemerintah pusat selalu meningkatkan anggaran dana desa setiap tahunnya. Tahun pertama dianggarkan senilai RpRp20 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp40 triliun pada 2016. Lalu, Rp60 triliun pada 2017-2018, dan akan ditambah menjadi Rp70 triliun tahun depan. (FKV)