IPKB Jabar Gagas Jurnalisme Keluarga

- Reporter

Kamis, 24 Juli 2025 - 09:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siarandepok.com – Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) di Jawa Barat menggagas lahirnya genre baru dalam jurnalistik: Jurnalisme Keluarga. Gagasan ini merupakan transformasi lanjutan setelah Februari lalu mendeklarasikan berdirinya Perkumpulan Jurnalis Peduli Keluarga. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat menilai jurnalisme baru ini sebagai dukungan media terhadap peningkatan kualitas keluarga di Jawa Barat.

_“Family journalism_ atau jurnalisme keluarga merupakan transformasi visi jurnalisme kita. Genre ini berupaya menjadikan keluarga sebagai isu sentral pembangunan. Pengarusutamaan pembangunan keluarga merupakan tanggung jawab kita para jurnalis yang juga menjadi anggota keluarga,” terang Ketua IPKB Jawa Barat Najip Hendra SP saat _media briefing_ dan konsolidasi organisasi IPKB di _Operation Room_ DP3AKB Jawa Barat, Jalan Sumatra 50, Kota Bandung, pada Selasa (22/7/2025).

Najip menyatakan gagasan akan hadirnya jurnalisme keluarga merupakan ekspresi kepedulian kalangan jurnalis pada isu-isu pembangunan keluarga di Jawa Barat. Sebut saja misalnya terkait ketahanan keluarga, keluarga berencana, pemberdayaan keluarga, perlindungan anak, pendidikan anak, kesehatan keluarga, hingga percepatan penurunan _stunting_. Tujuannya adalah memberikan informasi, inspirasi, dan solusi yang relevan bagi pembaca yang memiliki peran sebagai orang tua, pasangan, atau anggota keluarga lainnya.

Menurutnya, profesi jurnalis memiliki posisi strategis dalam struktur masyarakat. Secara kompetensi, dia mampu mengemas pesan program menjadi bahasa orang kebanyakan. Dia mampu membunyikan angka menjadi lebih manusiawi.

“Dari sisi jejaring, jurnalis memiliki aksesibilitas luas. Bisa menghubungi siapa saja, kapan saja. Jurnalis juga dekat dengan pimpinan daerah. Di situ ada gubernur atau bupati atau wali kota, di situ ada media. Artinya, di situ ada jurnalis. Ini menjadi sebuah keuntungan untuk mengakses informasi penting pimpinan daerah. Pada saat yang sama, bisa menjadi penyampai pesan publik kepada kepala daerah,” ungkap Najip.

Posisi strategis tersebut, sambung Najip, menjadi sebuah kekuatan baru dalam advokasi program pembangunan keluarga kepada pengambil kebijakan. Di sisi lain, lahirnya perkumpulan jurnalis peduli keluarga yang direpresentasikan melalui gerakan jurnalisme keluarga menjadi wujud nyata dukungan kalangan jurnalis terhadap pembangunan nasional maupun daerah.

Secara konkret, jurnalisme keluarga mencoba melihat sebuah peristiswa dengan mempertimbangkan pembangunan keluarga. Sebagai contoh, karya jurnalistik tidak lagi melulu mengeksploitasi korban kekerasan rumah tangga atau kekerasan terhadap anak. Melalui gerakan ini, jurnalis memosisikan diri pada sudut pandang korban yang harus dilindungi dan mempertimbangkan masa depan korban.

“Kami juga mencoba mengkonstruksi sebuah pemberitaan yang lebih mengedepankan pada pemberdayaan keluarga. Kami meyakini keluarga berdaya menjadi penopang utama ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Ini yang kemudian menjadi tulang punggung pembangunan bangsa. Kami mendedikasikan jurnalisme keluarga untuk keluarga dan bangsa, _for family for nation,”_ terang Najip yang belum lama ini diterima sebagai mahasiswa pendidikan doktor ilmu manajemen di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Peran Strategis Media

Sementara itu, Kepala DP3AKB Jawa Barat Siska Gerfianti mengaku menyambut baik sekaligus mengapresiasi lahirnya gagasan jurnalisme keluarga. Siska menilai lahirnya jurnalisme keluarga menjadi sebuah kekuatan baru untuk mewujudkan perempuan berdaya, anak terlindungi, dan keluarga berkualitas di Jawa Barat.

Pendekatan keluarga dalam jurnalistik juga selaras dengan peran strategis media dalam pembangunan keluarga di Jawa Barat. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Ketua Tim Pembina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Provinsi Jawa Barat ini merinci ada tiga peran strategis media dalam upaya membangun keluarga untuk mewujudkan Jawa Barat Istimewa.

“Jadi, ini tiga peran penting media bagi kami itu. Pertama, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengendalian penduduk dan juga urusan perempuan dan anak. Ya, banyak hal yang ternyata kasus terakhir misalnya di Garut itu juga bentuk _bullying_ yang sebetulnya _rada_ parah. Nah, kalau tidak ada media yang memberitahukan, kan kesadaran masyarakat tidak ada. Ya, disangkanya _ah eta mah bercanda we_, gitu ya. Padahal bukan,” ujar Siska.

Kedua, sambung Siska, media sangat berperan penting dalam penyebarluasan informasi. Dalam hal ini, program-program yang digulirkan pemerintah bisa sampai kepada masyarakat melalui media. Siska bahkan mengaku keteteran untuk merespons pemberitaan di grup percakapan saking banyaknya berita yang dipublikasikan keluarga besar IPKB Jabar.

“Suka _reueus_ gitu ya kalau satu berita _teh_ tiba-tiba _berebet, berebet, berebet._ Belum _diterimakasihin_ yang berita yang satu, sudah muncul lagi berita yang kedua. Kadang-kadang _mah_ aduh ternyata jempolku rada _leuleus_ gitu, ya. _Hatur nuhun pisan,_ Akang-Teteh,” tambah Siska.

Ketiga, Siska melihat media mampu mempengaruhi masyarakat. Siska sangat yakin media menjadi satu kekuatan yang bisa membangun opini. Karena itu, Siska berpesan agar para jurnalis yang berhimpun dalam perkumpulan untuk menjadikan kejadian baik atau program baik menjadi berita yang baik untuk disajikan kepada pembaca.

“Ya, kalau dulu _mah_ selalu _bad news is good news_ gitu, ya. Kalau sekarang harus _good news is good news_ gitu, kan. Bagaimana kita menyampaikan berita-berita baik yang dapat mempengaruhi opini masyarakat, juga mengandung informasi yang baik dan benar. Karena tadi, kita ingin membentuk manusia di Jawa Barat ini menjadi yang memiliki karakter Panca Waluya: _cageur, bageur, bener, pinter,_ dan _singer._ Nah, ini tentu kita ingin dibantu oleh teman-teman, Akang-Teteh semua,” harap Siska.(*)

Berita Terkait

Kelakar Prabowo Soal Isu Dikendalikan Jokowi, Sebut Tak Takut tapi Tetap Hormati Pendahulu
Prabowo Turun Gunung, KPK Pastikan Penyelidikan soal Whoosh Tetap Jalan
Akademisi Sulfikar Amir Blak-blakan Ungkap Jatah APBN untuk IKN: Duit Habis, Pembangunan Dikerjakan BUMN
Respons Menkeu Purbaya soal Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Sebut Ada Hubungannya dengan Arah Kebijakan Fiskal
Selain Dicap Sebagai Kota Hantu, Akademisi Ungkap Dua Isu Utama Penyebab IKN Jadi Sorotan Media Asing
10 Poin Tuntutan Aksi Demonstrasi Buruh di DPR, dari Desak UU Ketenagakerjaan hingga Minta Hentikan Badai PHK di Kalangan Pekerja
Di Balik Kasus Korupsi Gubernur Riau, Ada Pejabat Sekretaris Dinas PUPR yang Dipulangkan KPK
Beda Persiapan Timnas Indonesia dengan Brazil Jelang Laga di Piala Dunia U-17: Pupuk Mental Baja vs Pijat Sampai Tidur

Berita Terkait

Kamis, 6 November 2025 - 20:40 WIB

Kelakar Prabowo Soal Isu Dikendalikan Jokowi, Sebut Tak Takut tapi Tetap Hormati Pendahulu

Kamis, 6 November 2025 - 20:36 WIB

Prabowo Turun Gunung, KPK Pastikan Penyelidikan soal Whoosh Tetap Jalan

Kamis, 6 November 2025 - 20:33 WIB

Akademisi Sulfikar Amir Blak-blakan Ungkap Jatah APBN untuk IKN: Duit Habis, Pembangunan Dikerjakan BUMN

Kamis, 6 November 2025 - 19:42 WIB

Respons Menkeu Purbaya soal Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Sebut Ada Hubungannya dengan Arah Kebijakan Fiskal

Kamis, 6 November 2025 - 19:39 WIB

Selain Dicap Sebagai Kota Hantu, Akademisi Ungkap Dua Isu Utama Penyebab IKN Jadi Sorotan Media Asing

Kamis, 6 November 2025 - 19:16 WIB

Di Balik Kasus Korupsi Gubernur Riau, Ada Pejabat Sekretaris Dinas PUPR yang Dipulangkan KPK

Kamis, 6 November 2025 - 19:08 WIB

Beda Persiapan Timnas Indonesia dengan Brazil Jelang Laga di Piala Dunia U-17: Pupuk Mental Baja vs Pijat Sampai Tidur

Kamis, 6 November 2025 - 18:38 WIB

Wujudkan Sekolah Islam Unggul dan Berdaya Saing di Lampung Bersama KPSI

Berita Terbaru