Kajian Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 86 : Tidak Menukar Dunia dengan Akhirat

- Reporter

Minggu, 3 Maret 2024 - 18:33

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Secara eksplisit, Allah memberi titah agar kita tidak menukar dunia dengan akhirat. Hal itu termaktub dalam makna ayat, “Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong” (QS. al-Baqarah/2: 86).

Maksud penggal pertama ayat ini, “membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat”, menurut pengarang kitab Tafsir Jalalain, adalah mengutamakan dunia ketimbang akhirat.

Sebagai bukti perbuatan itu, Syaikh Nawawi dalam kitab Tafsir Munir berargumentasi, bahwa mereka memilih kekafiran (dengan mengutamakan dunia) ketimbang keimanan (dengan menelantarkan akhirat).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara itu, yang Allah maksud dengan frasa, “itulah orang-orang” tak lain adalah orang-orang Yahudi baik yang hidup pada masa Nabi Musa maupun Nabi Muhammad di Madinah. Jadi ayat ini memiliki munasabah (korelasi) dengan ayat-ayat sebelumnya.

Tampak jelas orang-orang Yahudi bergaya hidup hedonis dan konsumtif. Atau meminjam bahasa Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mereka lebih senang memilih kehidupan dunia ketimbang kehidupan akhirat. Padahal kehidupan dunia itu menipu dan temporer, sementara kehidupan akhirat itu permanen.

Tentu ada sifat orang-orang Yahudi yang bergelanyut di dada umat agama lain, seperti umat Nabi Muhammad. Andaikata itu terjadi, maka tak ayal ayat ini berlaku juga buat kita.

Untuk penggal berikutnya, yakni, “maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong”, maksudnya, tulis pengarang kitab Tafsir Jalalain, orang-orang Yahudi tidak akan mampu menghindar dari siksa yang mendera mereka.

Artinya, sambung Ibnu Katsir, tidak ada seorang pun penolong yang dapat menyelamatkan orang-orang Yahudi. Di samping itu, menurut Syaikh Nawawi, siksa yang mendera mereka tidak ada putus-putusnya. Dalam satu waktu tertentu tidak pernah mendapat keringanan atau remisi.

Jadi tidak benar kalau mereka mengaku akan disiksa di neraka beberapa hari saja.

Berita Terkait

Moment Hari Kartini, NAV Karaoke Keluarga Bersama PMI Gelar Donor Darah Serentak di 7 Kota
34 Warga Belajar Kota Depok Ikuti UPK Tahun 2025 di PKBM Primago Indonesia
Siap Sinergi Majukan Ekosistem Travel Umroh Haji, KIAS Travel Resmi dilaunching
FILOSOFI SILATURAHMI
Ensiklopedi Betawi 9 : ‘MUALIM’
Perkuat Kualitas Pendidik, Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Depok adakan Penataran Guru Pengabdian Tahun 2025
Ensiklopedi Betawi 8 : ‘Ustadz’
Mudik Lebaran, ASN Kota Depok dilarang Walikota Depok Pakai Mobil Dinas

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 16:37

Moment Hari Kartini, NAV Karaoke Keluarga Bersama PMI Gelar Donor Darah Serentak di 7 Kota

Senin, 21 April 2025 - 11:32

34 Warga Belajar Kota Depok Ikuti UPK Tahun 2025 di PKBM Primago Indonesia

Kamis, 17 April 2025 - 18:09

Siap Sinergi Majukan Ekosistem Travel Umroh Haji, KIAS Travel Resmi dilaunching

Senin, 14 April 2025 - 22:05

FILOSOFI SILATURAHMI

Senin, 14 April 2025 - 10:52

Ensiklopedi Betawi 9 : ‘MUALIM’

Sabtu, 12 April 2025 - 20:25

Ensiklopedi Betawi 8 : ‘Ustadz’

Minggu, 30 Maret 2025 - 12:03

Mudik Lebaran, ASN Kota Depok dilarang Walikota Depok Pakai Mobil Dinas

Jumat, 28 Maret 2025 - 14:07

Menko AHY dan Wamen BUMN Tinjau Stasiun Pasarsenen, Daop 1 Jakarta Catat 722 Ribu Lebih Telah Terjual

Berita Terbaru

Artikel

FILOSOFI SILATURAHMI

Senin, 14 Apr 2025 - 22:05

Artikel

Ensiklopedi Betawi 9 : ‘MUALIM’

Senin, 14 Apr 2025 - 10:52