Siarandepok.com- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama dengan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia menghadiri kegiatan _Jabar Stunting Summit_ yang digelar di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/12/2022).
Acara yang digelar selama 2 hari tersebut turut menghadirkan para pemangku kepentingan daerah, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota, Tim Penggerak PKK, Organisasi Profesi, Mitra Pembangunan, CSR, serta seluruh pihak-pihak yang memiliki inovasi dalam mempercepat penurunan stunting di Jawa Barat.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo Sp.OG dalam sambutannya mengatakan, Jawa Barat memiliki peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan masyarakat Indonesia. Pasalnya, angka kelahiran bayi di Jawa Barat adalah sebanyak 880.000 jiwa setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Angka ini hampir sama dengan jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara. Maka bisa Anda bayangkan, Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya dapat melahirkan provinsi baru dengan jumlah angka kelahiran sebanyak itu,” ujar Hasto.
Menurut Hasto, salah satu cara terbaik dalam mencegah kelahiran anak stunting baru di Jawa Barat adalah dengan menghadang calon pengantin.
“Kita bisa menghadang calon pengantin yang akan menikah. Kita pastikan bahwa yang mau menikah ini memang dalam kondisi yang sehat, calon pengantin wanita tidak anemia. Insya Allah, apabila kita bisa memastikan bahwa setiap calon pengantin memiliki kondisi fisik yang maksimal, kita dapat mencegah 320.000 bayi lahir yang berpotensi stunting,” pungkasnya.
Sepakat dengan apa yang disampaikan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU juga menyoroti masih banyaknya salah persepsi mengenai pencegahan stunting di daerah.
“Di Kementerian Kesehatan, prioritas tinggi untuk intervensi spesifik adalah sang Ibu sebelum melahirkan. Banyak yang merasa untuk menurunkan stunting kita harus menangani bayinya, ini pemikiran yang salah. 70% upaya pencegahan dilakukan pada calon pengantin wanita atau ibu hamil,” ujar Budi.
Budi mengungkapkan bahwa jumlah balita yang menderita stunting adalah 5,3 juta dari 21 juta balita di Indonesia, dimana 971.000 ada di Jawa Barat. Kondisi ini menjadi penentu bagi keberhasilan upaya penurunan stunting di Indonesia.
“Apabila Jawa Barat berhasil (menurunkan angka stunting), maka Indonesia dipastikan akan berhasil,” harap Budi.
Di lain sisi, Gubernur Jawa Barat, Dr. (H.C.) H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T, M.U.D, berpendapat bahwasanya terdapat 3 hal yang dapat meruntuhkan cita-cita Indonesia Emas, yakni apabila ekonomi politik negeri saling bertengkar, ekonomi digital tidak dikembangkan, serta apabila stunting masih ada di Indonesia.
“Menurunkan angka stunting adalah tugas dari seluruh dinas dengan caranya masing-masing. Meskipun stunting itu masalah kesehatan, tapi juga tentang peradaban manusia. Kalau kaitannya sudah dengan peradaban, maka ini menjadi tanggung jawab kita semua,” ujar Ridwan.
Jabar Stunting Summit merupakan acara yang diinisiasi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pentahelix dalam upaya percepatan penurunan stunting. Acara dimeriahkan dengan pameran stand expo, talkshow para pakar, perlombaan serta pemberian apresiasi kepada Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022.
