Siaran Depok – Pandemi virus corona (COVID-19) hingga kini sudah menyebar ke 199 negara dan wilayah di seluruh dunia, serta dua alat angkut internasional, yakni kapal pesiar Diamond Princess dan kapal pesiar MS Zaandam.
Kasus pasien positif corona di dunia kini juga sudah mencapai 721.019 kasus. Berdasarkan situs Worldometers, angka kematian mencapai 33.933 sedangkan pasien sembuh 150.939 per Senin (20/3/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun ada dua negara yang masih mengklaim bahwa mereka terbebas dari pandemi yang muncul di kota Wuhan, China sejak Desember 2019 ini. Negara-negara tersebut adalah Korea Utara dan Yaman.
Hingga kini, Korut yang dipimpin oleh Kim Jong-un belum melaporkan satu pun kasus pasien terinfeksi virus corona. Pemerintah mengaku telah melakukan sejumlah upaya preventif untuk membendung masuknya wabah ini, dari mulai karantina hingga memperketat perbatasan.
tetapi menurut pemberitaan The Korean Herald, Korut sudah mengkarantina 10 ribu warganya guna mencegah corona menyebar, dengan empat provinsi yang menjadi pusat isolasi, yakni North Pyongan (sekitar 3.000 orang), Jagang (2.630), South Pyongan (2.420), dan Kangwon (1.500)
Meski demikian, media pemerintah Korut mengatakan 40% dari orang-orang yang diisolasi tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun mereka dianggap suspect karena berkontak dengan warga negara lain.
Tetapi pengakuan Korut menimbulkan pemikiran skeptis. Dikabarkan Business Insider, mengutip Daily NK, corona membunuh 180 tentara selama Januari hingga Februari 2020, dan membuat 3.700 tentara Kim Jong Un dikarantina.
Data tersebut didapat dari rekam medis pasukan Korut. Sejumlah rumah sakit diminta melaporkan dokumen soal tentara yang meninggal dalam perawatan, akibat penyakit pneumonia, TBC, asma, dan ISPA.
Pejabat militer juga telah memberikan perintah agar rumah sakit menyediakan sanitizer di ruang karantina. Pasukan yang memiliki imunitas lemah dan sejarah kesehatan buruk juga dipantau ketat.
Berjarak 7.969 kilometer dari Korut, salah satu negara di Timur Tengah, yakni Yaman juga dikabarkan tidak memiliki kasus positif corona. Hal tersebut bahkan dibenarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menurut pemberitaan Middle East Monitor.
Meski demikian, negeri tersebut sudah membuat fasilitas karantina di kota Aden. Ini untuk memastikan kesiapan dan kesigapan pemerintah jika ada kasus terkonfirmasi.
Sebelumnya, Yaman sudah mengambil langkah pencegahan untuk menghadapi corona. Bahkan, walau virus belum terdeteksi, negara ini sudah meliburkan sekolah, membatasi perbatasan dan mengeluarkan arahan untuk warga agar beribadah di rumah.
Tetapi, di luar pandemi corona, Yaman sudah memiliki masalah tersendiri, yakni air bersih dan sabun. Menurut WHO, dua hal itu adalah hambatan dan ancaman kehidupan terbesar negara berpenduduk 28.498.683 tersebut.
