Siaran Depok – Instruktur senam berdiri diiringi musik, memandu gerak warga. Keceriaan tampak di wajah para warga Perumahan Studio Alam Indah, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat pada Minggu (8/3) pagi.
Mereka serempak menggunakan pakaian training olahraga untuk melakukan aktivitas senam bersama. Mereka mulai bisa tersenyum lagi, usai sepekan lalu sempat mengalami ketakutan karena dua warga Depok dinyatakan pemerintah positif terjangkit virus corona pada Senin (2/3).
Teguh, Ketua RT 07/RW 10 tampak semangat memegang microphone, membariskan ratusan warga untuk melakukan olahraga di halaman kompleks perumahan.
“Kami warga Depok sudah tidak takut dengan virus Corona,” tegas Teguh
Teguh mengaku lega. Beberapa di antara warganya sebelumnya takut keluar rumah. Paranoid terhadap virus covid-19 itu. Teguh mengaku mental warga mulai membaik setelah mulai membuka diri, membaca informasi dan literasi mengenai informasi virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pencerahan bincang-bincang dari dokter yang meneliti virus membuka cara pandang kami,” ujarnya.
Pria itu menyebut salah satu yang sempat membuat kondisi warganya terpuruk adalah pernyataan-pernyataan yang keluar dari Pemerintah Pusat, yang kemudian membuat warga Depok mendapat stigma dari warga lain.
“Banyak statemen yang dikeluarkan pemerintah pusat terutama indikasinya ke kami (warga Depok). Tapi mereka tidak tahu apa yang terjadi pada kami. Ada yang sangat histeris menanggapi berita-berita dari pemerintah,” tambahnya.
Kini, setelah mendapat dukungan moral dari berbagai pihak, ia mengaku warganya sudah kembali melakukan aktivitas sehari-hari tanpa ketakutan berlebih seperti selalu memakai masker dan tidak ingin bersalaman dengan orang lain.
Ia mengaku bahwa warganya telah melek informasi tentang pencegahan dan penanganan terkait virus corona sekaligus bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat.
“Jadi, jangan media menakut-nakuti kami, kami sudah punya pengetahuan untuk itu,” kata Teguh.
Sementara itu, salah seorang warga Depok, Elly memilih menjaga kios toko sayurnya tak jauh dari tempat ratusan warga senam bersama. Kendati demikian, ia mengaku turut senang dengan kondisi warga yang membaik.
Kemarin, saat pertama kali media memberitakan positif corona di kotanya, ia mengaku sempat mengalami penurunan penghasilan. Pasalnya orang-orang di sekitar benar-benar mengisolasi diri dengan tidak keluar rumah beberapa saat dan memilih suplai kebutuhan harian, dengan membeli banyak barang sekaligus di toko ritel besar seperti supermarket.
“Ya kemarin saya enggak tutup, tapi jadi sepi. Orang-orang pada takut kan, jadidiem-diem di rumah, langganan saya juga enggak keluar tuh,” ungkapnya.
Meski tidak sampai rugi, namun Elly mengeluhkan penghasilan yang tidak maksimal beberapa hari lalu.
“Pas awal-awal sih (merugi), terus sekarang 2 atau 3 hari kemarin sudah normal lagi,” akunya.
Senada, Yanto warga Depok yang lain mengaku lega, kini daerah perumahannya sudah kembali kondusif. Ia pun mengaku sempat parno alias paranoid terhadap virus corona covid-19 sehingga ke mana-mana selalu memakai masker, hingga memborong hand sanitizer.
“Kemarin parno gitu, soalnya punya anak kecil, takut, kasihan kalau aneh-aneh,” tuturnya.
Yanto sendiri sempat kesal, karena setelah pemberitaan menyebutkan dua warga Depok positif corona, istrinya menceritakan jika pesanan transportasi atau ojek online (ojol) banyak dibatalkan karena daerah berjuluk kota nelimbing itu mendapat stigma buruk di masyarakat.
“Ibunya anak-anak cerita, ada banyak tetangga yang di-cancel sama ojol, terus jadi ngerasa terasingkan gitu kita kan,” ungkapnya.
Menurut Yanto kino warga lebih legowo. Bukannya menyalahkan satu sama lain, namun menurutnya warga kini mulai menjaga pola hidup dan rajin bersih-bersih.
“Ya kayak tadi, kerja bakti buang sampah sama rapiin rumput, jadi warga lebih sadar kebersihan sekarang,” ujar Yanto.