Crisis Center Corona di Depok Diresmikan, Begini Cara Kerjanya

- Reporter

Jumat, 6 Maret 2020 - 09:04

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siaran Depok – Pemerintah Kota Depok secara resmi membuka ruang crisis center virus Corona. Ruangan tersebut berada di lantai 5 gedung Balai Kota Depok.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok Sidik Mulyono mengatakan crisis center ini dibuat untuk mengumpulkan data warga Depok yang masuk daftar orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Crisis center ini memanfaatkan ruang City Operation Room Pemerintah Kota Depok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Crisis center fisiknya adalah kita menggunakan ruang rapat, ada meja bulat dan meja beberapa perangkat komputer yang dibutuhkan. Komputer ini untuk pendataan yang masuk, termasuk secara maping,” ujar Sidik di ruang Crisis Center Virus Corona di Balai Kota Depok, Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis (5/3/2020).

Meski demikian, ruang crisis center ini tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Sebab, untuk masuknya, perlu akses sidik jari.

Di ruang crisis center juga ada petugas layanan call center 112 dan 119 yang disiagakan. Selain itu, ada dokter jaga yang disiagakan di ruang crisis center ini. Mereka bekerja secara shift selama 24 jam.

“Petugas call center bekerja 24 jam dibagi tiga shift, satu shift ada empat orang. Ada dokter yang jaga di 119 itu semua 24 jam,” katanya.

Menurutnya, masyarakat juga bisa berkonsultasi kepada petugas layanan call center 112 dan 119 terkait kondisi tubuhnya. Terlebih apabila ada dari mereka yang baru datang dari negara yang terjangkit virus Corona.

“Termasuk masyarakat yang memiliki kekhawatiran terhadap dirinya karena dia baru dari luar negeri, atau ‘oh ternyata orang yang kemarin ketemu dengan saya terindikasi dia mengidap virus Corona’, misalnya gitu. Lebih baik kita khawatir, nah itu langsung segera dilaporkan ke 112 dan didata,” ucapnya.

Setelah itu, dokter jaga akan melakukan tahap screening terlebih dulu. Tahap screening perlu dilakukan untuk mengetahui orang tersebut masuk ODP atau tidak.

“Posisinya nggak langsung dibawa, mengaku-ngaku langsung ditarik dan nanti ada screening by phone. Dia ditanya dulu seperti apa kalau dari hasil screening itu memang bisa ditingkatkan jadi ODP, maka akan dilakukan monitoring pada yang bersangkutan,” ucapnya.

Berita Terkait

Wali Kota Minta Masyarakat Waspada Terkait Polemik Rekam Scan Retina Mata
Selalu Terendam Air, Pemkot Depok Segera Atasi Banjir di Perumahan Sukatani Permai
Wali Kota Sikapi Dugaan Pungli Terhadap Pedagang di Kegiatan Car Free Day
Car Free Day Dievaluasi, Wali Kota: Kalau Nunggu Ideal Enggak Akan Terealisasi
Dari Hobi Menjahit Terus Menjadi UMKM yang Menginspirasi: Kisah_Hanicraft
Ribuan Warga Tumpah Ruah di CFD Depok
CFD Depok Pagi Ini! Balai Kota Jadi Pusat Kegiatan UMKM
Kemeriahan CFD Perdana Kota Depok, Ribuan Warga Tumplek di Jalan Margonda

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 02:47

Komisi Ekonomi MUI Depok Siap Bangun Ekonomi Umat Ini Programnya

Minggu, 11 Mei 2025 - 19:34

Bimbel Primago membuka Program Akademi Guru Primago (AGP)#5 Tahun 2025 Bagi Alumni Muda Pondok Modern Darussalam Gontor

Minggu, 11 Mei 2025 - 18:17

DP3AKB Jabar Luncurkan Sekolah Lansia Perempuan

Sabtu, 10 Mei 2025 - 10:47

Wasilah PKU MUI Kota Depok Gelar Mubes, Abdul Muhyi Terpilih Jadi Ketua

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:31

KDM Resmikan Pemasangan Listrik Gratis di Cirebon, Syaratnya Harus Ikut KB

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:12

Wali Kota Minta Masyarakat Waspada Terkait Polemik Rekam Scan Retina Mata

Kamis, 8 Mei 2025 - 17:13

Setelah Dinanti-nanti, Akhirnya SMP VIS Student One Resmi Membuka Pendaftaran PPDB Batch 4 Tahun Ajaran 2025/2026

Kamis, 8 Mei 2025 - 16:34

Mengintip Oleh-oleh Kisah Siswa dan Guru Student One Islamic School Melawat ke Sekolah Islam International Malaysia

Berita Terbaru

Berita

DP3AKB Jabar Luncurkan Sekolah Lansia Perempuan

Minggu, 11 Mei 2025 - 18:17