Siarandepok.com- Wali Kota Depok KH Mohammad Idris Abdul Somad memaparkan sejumlah agenda untuk mengurai kemacetan akut di kota yang dipimpinnya itu. Mulai tahun depan, dia akan membangun terowongan (underpass) di perlintasan sebidang kereta api di Jalan Dewi Sartika dan Jl Citayam, serta membuat jembatan di jalur Cipayung.
“Desain awalnya sih flyover tapi kemahalan, Pemprov Jawa Barat memutuskan underpass biar lebih murah dan cepat pembangunannya,” kata Idris
Khusus Jalan Margonda yang selama ini kerap mengalami kemacetan terparah, Idris menyebut akan membatasi angkutan kota melintas di sana. Selain itu, sepeda motor akan diwajibkan hanya melintas di jalur lambat. Sementara di Jalan Raya Sawangan, salah satu solusi yang muncul adalah pelebaran jalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tapi Sawangan itu keputusan ada di (pemerintah) pusat berapa meter akan dilebarkan,” ujar lelaki kelahiran Jakarta, 25 Juli 1961, itu.
Alumnus Gontor dan doktor dari sebuah universitas di Riyadh ini mengungkapkan, salah satu kendala rumitnya membangun infrastruktur di Depok adalah masih tumpang-tindihnya kepemilikan tanah. Ia mencontohkan Jalan Arif Rahman Hakim, Nusantara, dan Sawangan sebagai jalan di bawah otoritas pusat. Karena itu, perawatan maupun upaya pelebaran menjadi kewenangan penuh pemerintah Pusat. “Apalagi anggaran Depok kan masih sangat terbatas,” ujarnya.
Di sisi lain, setiap rencana proyek pembangunan infrastruktur jalan selalu berkejaran dengan terus meningkatnya harga jual tanah. Akibatnya, makin molor sebuah rencana akan membuat anggaran yang diperlukan terus membengkak.
Terkait kontroversi rencana dia untuk memutar lagu saat lampu merah, Idris tetap dengan keputusannya. Lagu itu akan diputar mulai pekan ketiga Agustus. Ia menepis hal ini sebagai bagian dari kampanye dirinya agar terpilih kembali menjadi Wali Kota Depok.
“Kalau memang buat kampanye ya saya bikin aja dari tahun lalu, terus saya buatkan anggaran khusus,” tepisnya.
(Sumber : Detikcom)
