Siarandepok.com – Dengan populasi mencapai 2 juta jiwa, saat ini Kota Depok menghasilkan timbunan sampah rata-rata sebanyak 1.300 ton per hari.
Namun, memasuki perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 H, volume sampah di Kota Depok menurun drastis dibandingkan hari biasa.
Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Iyay Gumilar, mengungkapkan, sejak malam takbiran hingga Lebaran hari kedua, produksi sampah di wilayahnya terus menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat malam takbiran volume sampahnya 1.100 ton, Lebaran hari pertama 800 ton, dan hari kedua hingga siang 500 ton,” kata Kabid Pelayanan Kebersihan DLHK Kota Depok Iyay Gumilar, Jumat (7/6/2019).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian warga Depok juga melakukan tradisi mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman, sehingga produksi sampah di Depok turut berkurang.
Peningkatan produksi sampah, kata dia, justru terjadi saat Bulan Ramadan, di mana total sampah yang dikumpulkan rata-rata mencapai 1.500 ton per hari.
Volume sampah meningkat saat Ramadan antara lain terjadi di pusat perbelanjaan dan restoran, di mana masyarakat memesan makanan terlalu banyak, namun tidak sanggup menghabiskannya.
Untuk menjaga kebersihan selama Bulan Ramadan hingga Idul Fitri, DLHK Kota Depok tetap mengoperasikan 50 truk pengangkut sampah berikut 200 petugas kebersihan, dari total 115 truk dan 1.500 petugas.
“Sistem kerjanya bergantian sehingga masing-masing bisa berkumpul sama keluarga saat puasa dan Lebaran,” kata Iyay.
Untuk diketahui, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung yang jadi satu-satunya tempat sampah orang Depok, tak mampu lagi menampung seluruh produksi sampah.
Dengan produksi sampah mencapai 1.300 ton perhari, TPA Cipayung yang berada di Kecamatan Cipayung, Depok, hanya dapat menampung 700-800 ton per hari.
Pemerintah Kota Depok telah berkali-kali meminta kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar diizinkan membuang sebagian sampah ke TPPAS Lulut-Nambo, Kabupaten Bogor, namun baru direstui tahun 2020.
Untuk mengakali agar gunungan sampah di TPA Cipayung tak sampai ‘meletus’, DLHK mengelola sebagian sampah di 32 Unit Pengolahan Sampah (UPS) dan 600 bank sampah yang tersebar di sejumlah lokasi di Kota Depok.
“Di UPS kan sampah bisa disortir dulu, dipadatkan, baru diangkut ke TPA Cipayung. Selain itu juga menghasilkan kompos dan briket,” kata Iyay.
Sumber: Warta