ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siarandepok.com – PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR), perusahaan listrik swasta, mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$40 juta sampai US$50 juta di sepanjang tahun ini. Jumlah tersebut meningkat sekitar 30 persen dibandingkan belanja modal tahun lalu, yakni US$30 juta – US$40 juta.
“Peruntukan capex sekitar US$20 juta hingga US$25 juta untuk perawatan pembangkit gas dan batu bara. Sisanya untuk belanja pembangunan jalur distribusi dan pengembangan energi terbarukan,” ujar Direktur Keuangan POWR Christanto Pranata usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) POWR di Jakarta, Selasa (16/4).
Christanto menyebutkan sumber pendanaan capex tersebut berasal dari internal perusahaan. Peningkatan kinerja keuangan dari tahun ke tahun membuat kas perusahaan dalam kondisi baik.
Tahun ini, lanjut Christanto, perusahaan ingin melanjutkan peningkatan kinerja yang ditorehkan tahun lalu melalui transformasi digital, manajemen aset perusahaan (enterprise asser management/EAM) dan perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning/ERP). Strategi tersebut sejalan dengan upaya perusahaan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Selain itu, perusahaan juga akan meneruskan pengembangan energi terbarukan di antaranya melalui penjajakan solar panel dan studi kelayakan untuk opsi pembakaran biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Babelan. Biomassa yang digunakan berasal dari serpihan kayu dan kelapa sawit.
“Tadinya kami konvensional dari pembangkitan gas, kemudian diversifikasi ke batu bara, sekarang kami lari lagi ke energi terbarukan,” imbuh dia.
Diharapkan, tahun ini perusahaan bisa mulai menjual listrik dari sumber EBT secara komersial. Sebagai catatan, saat ini, perusahaan memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik berkapasitas total 1.144 MW yang terdiri dari pembangkit berbahan bakar gas berkapasitas 864 MegaWatt (MW) dan batu bara 280 MW.
Bagi Dividen US$72,6 Juta
Pada kesempatan yang sama, Christanto menyebut pemegang saham telah menyetujui pembagian dividen sebesar Rp66 per lembar saham. Nilai dividen tersebut naik 11,9 persen dari periode tahun sebelumnya, Rp59 per lembar saham. Dividen tersebut termasuk dividen interim yang telah dibagikan sebesar Rp24 per lembar pada November 2018 lalu.
“Total dividen yang dibagikan US$72,6 juta dari laba bersih kami yang sekitar US$79 juta,” katanya.
Adapun pendapatan perusahaan tahun lalu berasal dari penjualan listrik sebesar 5.180 GigaWatthour (GWh) atau meningkat 4,8 persen dibandingkan 2017.
“Tahun ini, kami berharap pertumbuhan penjualan listrik seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen,” tandasnya.