Siarandepok.com – Ibu dari 14 anak ini berpesan kepada suami jika tidak memiliki umur ingin dimakamkan di masjid dengan luas kawasan mencapai 50 hektare tersebut.
“Jika tidak ada umur (meninggal dunia) untuk dimakamkan di depan Masjid Kubah Mas,” kata sang suami, Maemun Al Rasyid, Jumat (29/3).
Maimun ingin memenuhi permintaan terakhir istrinya, sebagai bentuk cinta sang suami kepada istri. Almarhumah juga berpesan ingin disalatkan oleh jamaah Masjid Kubah Mas dengan ikhlas bada salat Jumat. Hingga akhirnya, semua keinginan almarhumah terkabul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Almarhumah istri saya merupakan guru bagi kami yang mudah bergaul. Maka, kami keluarga meminta maaf untuk almarhumah jika ada tutur kata dan perbuatannya, agar dibukakan pintu maaf,” ujar Maemun.
Anak ke delapan dari 14 bersaudara pasangan Dian Al Mahri, Ratu Ayu Novianti ini juga mengenang kebaikan Almarhum semasa hidupnya.
“Ibu selalu sabar dan ikhlas, tawakal. Harus selalu bersatu. Itu aja yang diajarkan kepada kami semua anak-anaknya,” kata Novi -panggilan akrab Ratu Ayu Novianti.
Sehari sebelum masuk Rumah Sakit Pondok Indah, tepatnya Sabtu (23/3) malam ibu sempat berjanji ingin membuat majelis taklim dua tingkat megah di tanah wakaf yang telah disediakan di kawasan Tangerang. “Itu baru diutarakan, belum sempat terwujud,” kata Novi.
Dia juga berpesan ingin memberangkatkan cucu-cucu dan anaknya pergi ke Tanah Suci secara berbarengan. “Harus semuanya berangkat, karena beliau biasa memberangkatkan orang ke Tanah Suci,” katanya.
Menurutnya sebelum meninggal, almarhumah sempat menjalani perawatan di RS Pondok Indah Jakarta.
Novi menceritakan, sang ibu menghembuskan nafas terakhir dalam usia 70 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan, Jumat (29/3) dini hari pukul 02.20 WIB. Dian Djuriah diketahui meninggal karena penyakit sesak napas.
“Sebelum meninggal, Bunda sudah dirawat di RSPI selama seminggu. Keluhannya hanya sesak napas aja,” ujar Novi sambil menangis, ditemui seusai prosesi pemakaman.
Sebelum mulai dirawat di RSPI sejak Sabtu (23/3) lalu, kata Novi, Dian Djuriah juga sudah beberapa kali bolak-balik Indonesia-Singapura untuk memeriksakan kesehatannya.
Hj. Dian Al Mahri adalah seorang pengusaha yang dermawan asal Banten. Hj. Dian terkenal sebagai sosok yang senang bersedekah. Ini juga menjadi rahasia di balik megahnya Masjid Kubah Emas itu adalah keajaiban sedekah.
Suatu hari, Dian membeli sebidang tanah di Brunei Darussalam. Awalnya, ia hanya membeli tanah tersebut untuk investasi, tapi ternyata tanah itu mengandung minyak bumi. Dibangunlah pertambangan di sana. Seperti telah menjadi komitmennya sejak dulu, keuntungan dari minyak bumi pun, diinfakkan setengahnya
Masjid Kubah Emas dibangun oleh Dian yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha pada tahun itu.
Bangunan masjid ini memiliki luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 meter persegi. Masjid ini dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.
Awalnya Masjid ini bernama Masjid Dian Al Mahri yang diambil dari nama pendirinya, namun oleh masyarakat sekitar sering disebut dengan Masjid Kubah Emas. Sebutan Masjid Kubah Emas memang lantaran dari lima kubah di bangunan masjid semuanya berkilau karena dilapisi emas.
Penulis : Ardiansyah Septian
Editor : Muthia Dewi Safira