Siarandepok.com – Stres sebenarnya merupakan cara tubuh melindungi diri dari bahaya sehingga membuat kita tetap fokus dan selalu waspada. Namun, respon perlindungan diri ini tidak mudah untuk dikendalikan oleh otak dan bisa menyebabkan tekanan mental dalam jangka panjang. Ketika Anda terus-menerus didera oleh stres berat, Anda tidak dapat beraktivitas normal seperti biasa — bahkan mungkin juga membuat Anda melakukan hal yang berisiko, seperti mabuk-mabukan atau menyetir ugal-ugalan dengan kecepatan tinggi. Kondisi tekanan mental berat ini disebut dengan nervous breakdown.
Apa itu nervous breakdown?
Zaman sekarang, stres yang disebabkan oleh masalah sosial, asmara, ataupun pekerjaan seringnya dianggap wajar. Meski tidak selalu berdampak langsung terhadap kesehatan fisik, membiarkan pikiran terus dihantui oleh stres berat berpotensi menimbulkan masalah mental serius yang seringnya tidak disadari.
Pasalnya, stres berat lama-lama dapat memengaruhi susunan otak yang menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk memproses informasi. Nervous breakdown biasanya muncul ketika seseorang tidak dapat lagi mengatasi stresnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nervous breakdown pernah dialami oleh Kanye West beberapa waktu lalu tepat di tengah konsernya. Kanye tiba-tiba mengamuk dan menghentikan konser usai menyanyikan dua lagu, sebelum akhirnya turun panggung. Setelah dibawa ke rumah sakit diketahui bahwa Kanye mengalami nervous breakdown yang dipicu oleh kombinasi kelelahan, dehidrasi, dan stres berat akibat segunung persoalan dalam kehidupan pribadinya.
Nervous breakdown atau mental breakdown itu sendiri bukanlah istilah medis, melainkan sebuah istilah populer untuk menjelaskan fase kemunculan berbagai gejala fisik dan mental serta perubahan perilaku yang sangat intens sebagai puncak reaksi negatif terkait stres berat, kepanikan, dan cemas berlebihan.
Episode nervous breakdown dapat muncul pada orang yang mengalami:
- Stress di kantor secara terus-menerus.
- Baru saja kehilangan anggota keluarga.
- Stres akibat masalah finansial.
- Perubahan besar dalam hidup, seperti baru melewati perceraian.
- Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental, baik pribadi maupun keluarga.
- Mengalami penyakit atau luka yang menyebabkan kesulitan untuk beraktivitas.
