Self harm adalah suatu bentuk respon terhadap permasalahan pribadi seperti depresi, kemarahan, rasa kesepian dan lain-lain. Saat itu ia mungkin merasa ngga punya alternatif lain yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan. Ia mungkin juga memiliki keengganan atau ketakutan untuk menceritakan permasalahannya kepada orang lain sehingga ia merasa semakin ngga mampu untuk menyelesaikan permasalahannya.
Menurut psikolog Laurentius Sandi, M.Psi Psikolog dari Personal Growth, perilaku self-harm memiliki beberapa dampak buruk yang meliputi aspek fisik dan aspek psikologis. Secara fisik, self harm tentu bisa meninggalkan luka membekas yang permanen, menyebabkan infeksi, sampai kerontokan rambut. Sementara itu, aspek psikologis yang bisa muncul dari perilaku self harm ini adalah muncul keinginan untuk selalu menyendiri dan menimbulkan rasa kehampaan yang semakin dalam, muncul rasa bersalah, bahkan sampai depresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu, apa yang harus dilakukan jika terlanjur melakukan self harm?
Jika kamu terjebak dalam perilaku ini, psikolog Laurentius Sandi juga punya beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari self harm.
Berani Jujur Dengan Perasaanmu
Mengekspresikan emosi negatif yang sedang dirasakan akan membantu mengurangi beban yang kamu alami. Jujur mengungkapkan emosi negatif dengan menangis, menggambar di selembar kertas, berteriak atau memukul bantal adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi bebanmu. Cara-cara tersebut juga bukanlah sesuatu yang lemah atau memalukan kok.
Lakukan Sesuatu Yang Kamu Nikmati
Ingat bahwa banyak hal lain yang dapat membuatmu lebih senang dibandingkan dengan melakukan self-harm. Bisa saja hal tersebut adalah aktivitas yang berkaitan dengan hobimu seperti olahraga, menulis, menggambar atau pergi bersama dengan teman-teman. Aktivitas-aktivitas tersebut jika dilakukan dengan perasaan senang dan enjoy dapat mengurangi dorongan-dorongan untuk melakukan self-harm.
Ceritakan Masalahmu
Alangkah baiknya mencari orang yang bisa mendengarkan tanpa menghakimi atas permasalahan-permasalahan yang kamu alami. Orang terdekat kamu, seperti sahabat, pacar, atau keluarga yang nyaman untuk kamu ajak bicara bisa memberikan masukan yang membangun sehingga kamu ngga merasa sendiri lagi.
Ada kemungkinan jika sedang bermasalah, kamu enggan atau takut untuk bertemu dengan orang lain. Namun demikian, hal tersebut ngga jadi penghambat untuk menceritakan permasalahan kamu ke orang lain untuk mengurangi beban kamu lho. Menulis surat, e-mail atau chatting di media sosial merupakan alternatif-alternatif lain yang dapat dilakukan untuk menceritakan permasalahan tanpa bertemu langsung dengan orang lain.
