JAKARTA – Dalam serangkaian insentif dan regulasi, perkembangan digital tanah air terus berperan mendorong sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo mengatakan, para pelaku UMKM harus mampu mengatasi masalah utama dalam perkembangan ekonomi digital, yakni dominasi barang impor pada perdagangan online (e-commerce), dan ancaman bertambahnya pengangguran akibat revolusi digital.
“Perkembangan ekonomi digital di Indonesia tidak dapat dibendung. Tahun lalu, nilainya naik menjadi 68 triliun rupiah, tahun ini, nilainya diperkirakan lebih dari 95 triliun rupiah. Namun tantangannya, mayoritas barang yang diperdagangkan masih barang impor,” papar Eddy, di Kadin Indonesia Sabtu(06/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski begitu, lanjut Eddy, kondisi itu jangan sampai dijadikan alasan untuk menghambat laju pertumbuhan e-commerce. Perlu kita kembangkan yakni dalam meningkatkan produktivitas nasional, terutama untuk substitusi impor.
“Kadin akan terus dan terus mendorong serta membantu pelaku UMKM serta memberikan ruang lebih di platform e-commerce, terutama kepada UMKM lokal agar terlibat aktif” kata Eddy
Dia juga memaparkan Indonesia saat ini kekurangan teknisi digital, namun memiliki tenaga kerja dengan keterampilan pas-pasan yang melimpah. Apabila kondisi ini tidak segera diantisipasi, perkembangan ekonomi digital berpeluang menambah jumlah pengangguran.
“Jangan sampai hiruk-pikuk perkembangan ekonomi digital ini justru menambah pengangguran sehingga malah memperlebar kesenjangan ekonomi,” tukas Eddy.
Eddy mengatakan, kemajuan teknologi menghasilkan beragam aktivitas dan dalam Era digital ini perlu menuntut kolaborasi dan prinsip berbagi. (FKV)
