Siarandepok.com- Minggu (19/03/17) Walikota Depok mengungkapkan, Golok bukanlah sekadar senjata tajam, tapi juga punya nilai filosofis budaya yang tinggi. Lewat warisan golok Depok, ia mengajak generasi muda ikut melestarikan peninggalan masa lalu yang menjadi kearifan lokal bagi Kota Depok.
“Saya atas nama Pemerintah Kota Depok mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Selain dapat bersilaturahmi kita juga dapat melestarikan dan memperkenalkan golok Depok,” ujarnya, saat acara Grand Launching Golok Depok di Jalan Masjid Al Hukama, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Depok.
Lanjutnya, golok sangat kental dengan budaya Betawi. Dalam budaya Betawi sendiri, golok dibagi dalam dua jenis, yaitu golok kerja dan golok simpanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Golok kerja atau gablongan biasanya tidak memiliki sarung, dan dipakai untuk pekerjaan rumah seperti di dapur. Sedangkan golok simpanan atau sorenan memiliki sarung, dan biasanya dipakai untuk pekerjaan memotong hewan atau pun sekadar untuk koleksi,” jelas Idris kepada redaksi siarandepok.com.
Idris menambahkan, filosofi golok bagi masyarakat betawi khususnya Depok untuk membela diri, sehingga merasa nyaman dan aman untuk menemani perjalanan. Saat ini, upaya pelestarian golok bukan untuk unjuk kekuatan, melainkan lebih kepada unsur kesenian dan budaya masyarakat Betawi.
“Zaman dulu masyarakat Betawi identik selalu membawa golok untuk berjaga-jaga dari bahaya tindak kejahatan, sehingga mereka nyaman melakukan kegiatan sehari-hari tanpa ada rasa takut,” tambahnya.
Pemerintah akan melestarikan budaya dan kesenian golok Depok. Rencananya, Pemerintah Kota Depok akan membangun sebuah media atau fasilitas untuk mengkreasikan dan mempopulerkan budaya Depok dengan berbagai bentuk dan jenisnya agar dapat dinikmati masyarakat.
“Harapannya dengan dibuat fasilitas tersebut, masyarakat Depok dapat menikmatinya, menikmati, mengkreasikan dan juga mempopulerkan budaya Kota Depok,” tutup Walikota Depok, Mohammad Idris. (riz)