SiaranDepok.com – Para pekerja pembuat tahu dan tempe melakukan mogok kerja dikarenakan harga kacang kedelai naik.
Diduga hal tersebut terjadi karena babi China yang menjadi masalah kenaikan harga kacang kedelai.
Oke Nurwan sebagai Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa perkiraan dari pihaknya pada tahun sebelumnya produksi kedelai di negara Brazil dan Argentina akan mengalami peningkatan. Namun, perkiraan tersebut salah sehingga produksi kedelai menurun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga : Pengrajin Tahu Tempe Kota Depok Unjuk Rasa Minta Turunkan Harga Kedelai – Siaran Depok
Dikarenakan produksi di Brazil dan Argentina menurun, akhirnya China beralih ke pemasok kedelai di Amerika Serikat.
“China beralih ke Amerika diborong. Kedelai kita itu untuk tahu tempe biasanya dari Amerika. Karena diborong harga melonjak, ditambah pandemi,” katanya.
Sementara, pada dua tahun lalu di China sedang mengalami wabah flu babi yang mengharuskan para peternak babi untuk melakukan reformasi.
“Nah begitu reformasi peternakan babi dibikin, SOP yang bagus maka butuh kedelai banyak untuk pakan babi. Sehingga, China ini memborong kedelainya,” ujarnya
Ia juga menyampaikan bahwa, kenaikan harga kedelai disebabkan faktor pandemi Covid-19
“Pandemi itu biaya logistik naik empat kalilipat. Sehingga harga kedelai naik, dan jatuhnya kedelai di kita naik,” terangnya.
