Siarandepok.com – Alat berat proyek, crane di Terminal Metrostater Depok, nyaris menimpa rumah penduduk di kawasan tersebut. Saat kejadian, diduga crane tersebut sedang mengangkat beban berat 18 ton.
Salah satu pekerja proyek Metrostater, Anton mengaku, peristiwa ini terjadi lantaran pijakan crane yang sedang mengangkat tiang pancang seberat 18 ton amblas.
“Pijakannya tidak pas, crane yang sedang mengangkat beban itu tidak tepat dipijakan. Jadi crane tidak seimbang,” ungkap Anton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Meski nyaris menimpa rumah warga yang ada di bawahnya, beruntung tidak ada korban jiwa.
“Sebelumnya crane mengayun ke arah kiri di bagian barat pembangunan Metrostater. Untungnya operator crane sigap, langsung membanting kemudi sehingga beban berbelok, dan tidak sampai menimpa rumah,” ucap Anton.
Menurut Anton, di sekitar memang ada beton dan material bangunan di sisi rumah warga, sehingga crane jatuh tidak sampai menimpa rumah warga.
“Kalau ngga ada material, pasti rumah sudah ketiban,” kata Anton.
Anton mengatakan, sebagai subkontraktor pembangunan Metrostater di Terminal Depok, PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) biasa menghadapi kejadian tersebut termasuk crane amblas.
“Sudah biasa kejadian seperti ini, nanti dari pusat akan mendatangkan crane lain untuk mengangkat,” kata Anton.
Terpisah, Humas PT Andyka Investa, Muttaqin menyatakan, kejadian ini tidak sampai menimpa rumah warga. Guna melanjutkan proyek, pihaknya akan mendatangkan crane dari PT Indopora.
“Nanti akan diangkat dengan crane lain, karena yang bisa angkat ya crane lagi. Nantinya crane yang jatuh dipulangkan ke kantor kontraktor untuk diperbaiki,” tutur Muttaqin.
Ia menilai, alat berat itu miring lantaran tekstur tanah terminal lembek, sehingga menyebabkan tanahnya amblas setelah dilewati alat berat.
“Posisinya masih di dalam proyek, itu tidak sampai jatuh lagian hanya mobilnya saja,” ucap dia.
Lebih lanjut, kata dia, pembangunan proyek Metrostater Depok ini sedang dalam tahap loading test, yakni uji coba pendirian tiang pancang dari beton untuk mengetes apakah tiang tersebut sudah sesuai spesifikasi atau belum.
“Ini kami pakai sampel dulu di 10 titik selama tiga hari. Kami coba ketebalannya sudah pas atau belum dengan menaruh beton dengan berat beban 800 ton,” kata Mutaqqin.
Ia mengatakan, untuk pemasangan tiang pancang, membutuhkan waktu dua pekan.
“Nanti kalau selesai 10 titik itu dan oke semua, kami akan serentak bangun di 1.000 titik lebih, supaya dipastikan kuat dan sesuai speknya,” kata dia.
Penulis: Ardiansyah Septian
Editor: Faisal Nur Fatullah