Berkat Inkubator Bisnis, Omzet Industri Kreatif Digital Tembus Rp 100 Juta

- Reporter

Senin, 6 Mei 2019 - 16:14

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Perindustrian terus mendorong tumbuhnya wirausaha industri baru dalam menyambut peluang era ekonomi digital. Upaya strategis dari salah satu program prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 ini guna merebut potensi ekonomi digital yang akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 miliar dollar AS pada tahun 2025.

“Pengembangan wirausaha baru ini terutama berfokus pada industri kreatif, yang telah mampu memberikan kontribusi besar terhadap PDB dengan mencapai Rp1000 triliun pada tahun 2018,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Minggu (5/5).

Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen). Bahkan, industri animasi saat ini cukup potensial berkembang, pertumbuhannya sudah di atas 6 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Haris menuturkan, upaya konkret yang dilakukan pemerintah untuk mendorong jiwa wirausaha para pegiat industri kreatif, antara lain memfasilitasi dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). “Misalnya, sejak tahun 2015, kami menyelenggarakan Diklat Animasi, Programming, dan Desain Grafis di Bali Creative Industry Center (BCIC) yang dikelola oleh Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar,” ungkapnya.

Selain itu, Kemenperin juga membuat Inkubasi Bisnis (Inbis) TohpaTI untuk membina wirausaha yang ada dan menumbuhkan pelaku startup baru. “Setiap tahun, Inbis TohpaTI menghasilkan sekitar sembilan hingga sebelas tim startup di bidang animasi, desain, dan software developer. Beberapa alumni ada yang sudah mendapat investasi hingga Rp 100 juta. Omzet yang didapat bervariasi, mulai dari Rp10-100 juta setiap bulannya,” imbuhnya.

Kompetensi teknis seperti Programming, Data Science, Cyber Security, System Integrator, serta Desain dan Pemodelan animasi diyakini menjadi modal utama para pelaku industri kreatif digital. “Kami juga ingin terus meningkatkan motivasi dan bakat kepemimpinan para generasi muda agar siap menghadapi era digital di industri 4.0,” tandas Haris.

Untuk itu, Kemenperin melalui BDI Denpasar mendorong para pelaku industri kreatif di Bali untuk memanfaatkan Bikin Makerspace, sebuah co-working space bidang kerajinan dan desain produk. “Kami berkolaborasi dengan universitas di Bali, industri, serta komunitas kreatif, animasi dan digital yang tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali. Silakan manfaatkan seluruh fasilitas tanpa perlu membayar sama sekali,” ujar Kepala BDI Denpasar Paryono.

Guna menumbuhkan startup baru serta memacu pembangunan industri digital di Tanah Air, Kemenperin juga menyelenggarakan acara Kampoeng IT 2019. Sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2016, acara tahunan ini telah berhasil menarik lebih dari 100 peserta yang berlaga di Lomba Ide Bisnis Digital, Lomba Pemrograman, Data Science, hingga Kompetisi e-Sport.

“Pada tahun ini, kami juga menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan SDM industri kreatif dengan Asosiasi Pengusaha TIK Nasional, LIPI, Asosiasi Industri Animasi Indonesia, serta Maxx Animation dan Lintas Imaji Studio,” tutur Paryono.

Paryono mengemukakan, Kampoeng IT 2019 ini secara khusus ditujukan sebagai wadah kolaborasi akademisi, wirausaha baru binaan Inbis TohpaTI, asosiasi industri, komunitas industri kreatif, serta perusahaan startup dari kota Denpasar. “Menariknya, total 20 tim pemenang Kampoeng IT juga akan memamerkan kreativitas di acara pameran. Mereka dapat mempresentasikan idenya kepada calon investor atau audiens yang hadir,” tuturnya.

Paryono berharap BCIC atau TohpaTI berhasil menjadi wadah yang produktif dalam mencetak SDM kreatif di bidang multimedia, animasi, kriya dan barang seni. “Seperti yang kita lihat, Market Hub, Simalu, Inidia Studio dan Cokelat Panas Creative adalah beberapa contoh yang pelaku startup yang membuat software dan aplikasi unggulan. Ini adalah contoh dari perkembangan ekonomi digital yang dihasilkan oleh anak-anak Indonesia,” ujarnya.

<

Berita Terkait

KUA Cipayung Kota Depok Gelar Tadarus Bareng Ibu-Ibu Majlis Ta’lim
Angkutan Lebaran 2024 Masih Cukup Tersedia, KAI Daop 1 Jakarta Tambah 344 Perjalanan KA dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen
Rumah Hijabers | Supplier Baju Muslim & Muslimah Anak & Dewasa di Kota Depok
5 Menu Yang Biasa Nabi Muhammad Makan Untuk Sahur Dan Berbuka Puasa
Kue Kering Lebaran 2024 Cookies Bomboloni, Belum Ada Yang Bikin
Takjil Bulan Puasa Yang Harus Di Coba
Agar Puasa Tidak Sia-sia, Ini yang Perlu diketahui dari Yang Membatalkan Puasa dan Pahala Puasa
Agar Puasa Ramadhan Lebih Afdhol Ketahui Dulu Syarat Wajib, Syarat Sah,& Rukun Puasa

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:56

Ketupat Makanan Khas Di Indonesia saat Lebaran, berikut Makna ketupat Lebaran dan cara membuatnya

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:52

Dai-Daiyah Muda NU Trenggalek Antusias Ikuti Literasi Digital LD PBNU

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:46

Tidak Sanggup Ibadah yang berat ? berikut 5 Amalan Ringan Bulan Ramadhan yang Berpahala Sangat Besar

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:15

Bekap Vietnam 3-0, Level Timnas Naik setingkat Asia dan bersiap menuju World cup 2026

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:12

Tips Membuat Ebatan, Kuliner Khas Lombok yang Cocok Dicicipi Saat Berbuka Puasa

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:18

Fajar Supriadi Gojlok 5957 Kader dan Penyuluh KB dari 627 Kecamatan se-Jawa Barat tentang Pengisian KKA

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:05

Usung Green Ramadhan, Zona Madina Dompet Dhuafa Ajak UMKM dan Masyarakat Pilah Sampah Melalui Pasar Berdaya Ramadhan al-Madinah

Selasa, 26 Maret 2024 - 14:33

Masuki Edisi ke 4, Komisi X LD PBNU gelar Literasi Digital Guna Rajut Ukhuwah di Era Digital

Berita Terbaru