Siarandepok.com – Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia telah mengenal Muhammad Rifqi (11), bocah asal Gampong Ceubrek, Peusangan Selatan, Bireuen yang menderita penyakit jantung iskemik (cronic ischemic heart disease) sejak lahir. Setelah dirawat di RSUZA Banda Aceh, kini Rifqi dirujuk ke Jakarta Selatan.
“Kami sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi. Uang yang kami miliki tidak cukup untuk biaya berobat anak kami,” ucap Fadhil (53), ayah dari Rifqi.
Penyakit jantung iskemik atau dikenal juga dengan penyakit arteri koroner merupakan penyakit di mana jantung mengalami kekurangan zat makanan dan oksigen akibat penyempitan pembuluh darah arteri jantung. Akibatnya, tubuh pasien penderita mudah lelah, sering demam menggigil, kuku tangan dan kaki membiru. Penyakit ini adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Belakangan ini Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengunjungi Rifqi di Gampong Ceubrek, Peusangan Selatan, Bireuen, Aceh. Saat itu Rifqi yang ditemani keluarganya tidak banyak bicara. Fadhil mengatakan, Rifqi merupakan murid berprestasi di Sekolah Dasar Negeri Ceubrek. Ia khawatir sekali jika buah hatinya mengalami kejadian lebih buruk lagi yang bisa terjadi kapan saja.
“Anak kami yang dulunya rajin ke masjid untuk salat berjamaah dan pergi sekolah, sekarang sudah sering berdiam diri di rumah. Dia tidak boleh kecapekan,” kata Fadhil sambil didampingi Istrinya, Nurwaida (44).
Sebelumnya, Fadhil dan Nurwaida sudah pernah membawa Rifqi ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, untuk berobat jalan sekaligus rontgen. Sebelumnya juga sempat dibawa ke Rumah Sakit Telaga Bunda Bireuen. Keterbatasan peralatan membuat dokter di dua rumah sakit itu terpaksa merujuknya ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta. Fasilitas rumah sakit di Ibukota Indonesia itu lebih lengkap untuk menangani penyakit seserius yang diidapi Rifqi.
Soal pengobatan dan perawatan, Fadhil mengakui biayanya akan ditanggung BPJS Kesehatan. Tapi soal biaya hidup dan perjalanan ke Jakarta, mereka tidak sanggup memikulnya. Pendapatan mereka sebulan saja cuma Rp500.000 dari Fadhil seorang diri. Tergolong sangat kecil untuk lima anggota keluarga mereka. Kerabatnya pun hanya mampu memberi bantu ala kadarnya. Sedangkan istrinya di rumah saja, sembari mengawasi Rifqi yang kesakitan sewaktu-waktu.
Kepala Bidang Program ACT Aceh, Laila Khalidah mengatakan, MRI-ACT Aceh berupaya menggalang donasi untuk membantu biaya hidup selama masa pengobatan Rifqi di rumah sakit. Penggalangan donasi ini merupakan program mobile social rescue (MSR) yang dilaksanakan melalui internet. Donasi juga akan dipakai untuk menolong perekonomian keluarga Rifqi.
Bagi siapapun yang ingin menyumbang dapat mengakses link kitabisa.com. Bisa juga dengan menghubungi ACT Aceh di nomor 082283269008 atau mengirimkan donasinya ke rekening Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap.
Penulis : Inggiet Yoes
Editor : Muthia Dewi Safira