Perang Dagang AS-China Buka Peluang Bagi Industri di Indonesia

- Reporter

Sabtu, 26 Januari 2019 - 13:34

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China menciptakan peluang baru bagi Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa perusahaan manufaktur Negeri Tirai Bambu yang ingin memindahkan basis produksinya ke Indonesia demi menghindari tarif tinggi yang dikenakan AS.

“Beberapa industri tekstil dan alas kaki global sedang mempertimbangkan pemindahan pabrik dari China ke Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela menghadiri perhelatan 2019 World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Swiss, Kamis (24/1).

Menperin menyampaikan, pihaknya terus mendorong peningkatan investasi, terutama di sektor yang menjadi prioritas dalam penerapan industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Industri tekstil dan pakaian jadi, menjadi salah satu sektornya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rencananya, pada tahun 2019, ada investor China yang bakal menanamkan modalnya sebesar Rp10 triliun di sektor industri tekstil. Investasi ini mengarah kepada pengembangan sektor menengah atau midstream, seperti bidang pemintalan, penenunan, pencelupan, dan pencetakan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dinilai menjadi salah satu negara tujuan utama bagi investor China. Ini seiring pula dengan komitmen pemerintah yang terus menciptakan iklim investasi kondusif dan memberikan kemudahan dalam proses perizinan usaha.

“Salah satu contohnya, para investor dari China membangun kawasan industri baru di Sulawesi Tengah, yang selama lima tahun ini telah berinvestasi sebanyak USD5 miliar dan ekspor dari lokasi tersebut sudah mencapai USD4 miliar,” paparnya.

Menurut Menperin, selain ada penambahan investasi baru, perang dagang AS-China juga membawa dampak bagi pelaku industri di Indonesia untuk memacu utilitas atau kapasitas produksinya dalam upaya mengisi pasar ekspor ke dua negara tersebut.

“Kita telah ekspor baja ke AS, sehingga harapannya bisa memasukkan lebih banyak lagi produk itu,” tuturnya. Pada Januari-November 2018, ekspor besi dan baja RI keASmelonjak hingga  87,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan total ekspor RI ke AS tercatat tumbuh 3 persen pada periode yang sama.

Airlangga mengemukakan, kerja sama ekonomi RI-AS selama ini bersifat komplementer guna saling memenuhi kebutuhan pasar dan sektor manufaktur masing-masing negara. Bahkan, dengan adanya era ekonomi digital baru dari AS, juga ikut membuka peluang pengembangan di Indonesia.

“Misalnya, kami sudah mendapat investasi berupa Apple Developer Academy. Pemerintah juga menjajaki peluang pembangunan data center di Indonesia,” ungkapnya.

Menperin juga menekankan bahwa perang dagang pada akhirnya hanya akan menurunkan kinerja perekonomian global. “Norma baru dengan pertumbuhan yang rendah merupakan kondisi yang tidak ideal bagi semua,” terangnya.

Dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang berkisar 3-3,6 persen, tidak membawa dampak baik pula bagi kondisi di Indonesia. Termasuk juga terjadi di ASEAN. “Melihat perspektif global economy going forward, pertumbuhan ekonomi yang tinggi pasti lebih baik bagi semuanya,” lanjut Airlangga.

Oleh karena itu, bank sentral harus mengantisipasi dan berhati-hati dalam menaikkan suku bunga. “Yang lebih penting bagi kami adalah likuiditas, agar bisnis bisa berfungsi. Dengan suku bunga satu digit saat ini, kondisi sudah cukup baik dan bisa lebih efektif bagi sektor manufaktur kalau diturunkan lagi,” tegasnya.

Kebijakan strategis

Di sisi lain, Menperin menyampaikan, Pemerintah Indonesia sedang menjalankan kebijakan strategis di sektor industri guna memperkuat perekonomian nasional. Jurus itu meliputi peningkatan produktivitas dan daya saing, menggenjot nilai ekspor produk manufaktur, dan penguatan atau pendalaman struktur industri.

“Langkah yang berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0 tersebut, kami yakini akan dapat mendongkrak produk domestik bruto (PDB) secara umum, kontribusi menufaktur dan kesempatan kerja,” tuturnya.

Melalui penerapan Making Indonesia 4.0, ditargetkan pertumbuhan PDB akan menyentuh hingga 1-2 persen, kemudian membuka lebih dari 10 juta lapangan kerja tambahan, dan kontribusi manufaktur mencapai 25 persen terhadap PDB. Aspirasi besarnya adalah Indonesia masuk sebagai 10 negara yang punya perekonomian terkuat di dunia pada tahun tahun 2030.

Guna meraih sasaran tersebut, Kemenperin memacu lima sektor yang akan menjadi pionir dalam penerapan industri 4.0. Lima sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.

“Selama tahun 2015-2018 lalu, Indonesia menikmati pertumbuhan pesat di lima sektor manufaktur tersebut. Kami memproyeksi pertumbuhan itu akan berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya,” kata Airlangga.Apalagi, selama ini, industri manufaktur menjadi penggerak perekonomian Indonesia melalui peningkatan produktivitas, investasi dan ekspor.

Kementerian Perindustrian mencatat, sektor industri pengolahan nonmigas periode tahun 2015-2018 mengalami kinerja positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,87 persen dan masih sebagai sektor yang berkontribusi paling besar terhadap PDB nasional, dengan setoran hingga 17,66 persen pada tahun 2018.

Sejalan capaian itu, Kemenperin pun terus mendorong pendalaman struktur industri di dalam negeri melalui upaya menarik investasi agar semakin meningkat, yang juga bertujuan untuk mensubstitusi produk impor.Investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2014 sebesar Rp195,74 triliun, naik menjadi Rp226,18 triliun di tahun 2018.

Dampak positif investasi adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang luas. Hingga saat ini, sektor industri telah menyerap tenaga kerja sebanyak 18,25 juta orang. Jumlah tersebut naik 17,4 persen dibanding tahun 2015 di angka 15,54 juta orang.

Selain itu, industri manufaktur konsisten memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor nasional hingga 73 persen. Nilai ekspor industri pengolahan nonmigas diproyeksi menembus USD130,74miliar pada tahun 2018. Capaian ini meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesarUSD125,10 miliar.

“Kami juga mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk memanfaatkan e-commerce melalui e-Smart IKM. Ini menjadi salah satu program dalam inklusivitas ekonomi digital yang terbukti memberdayakan IKM,” ujarnya.

Dengan jumlah 260 juta penduduk dan menjadi populasi terbesar di ASEAN, Indonesia dinilai berpotensi menumbuhkan ekonomi digital paling tinggi. “Dengan pertumbuhan pasar yang pesat, dan adanya bonus demografi juga, menjadikan e-commerce sebagai kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia selanjutnya,” pungkas Menperin.

<

Berita Terkait

KUA Cipayung Kota Depok Gelar Tadarus Bareng Ibu-Ibu Majlis Ta’lim
Angkutan Lebaran 2024 Masih Cukup Tersedia, KAI Daop 1 Jakarta Tambah 344 Perjalanan KA dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen
Rumah Hijabers | Supplier Baju Muslim & Muslimah Anak & Dewasa di Kota Depok
5 Menu Yang Biasa Nabi Muhammad Makan Untuk Sahur Dan Berbuka Puasa
Kue Kering Lebaran 2024 Cookies Bomboloni, Belum Ada Yang Bikin
Takjil Bulan Puasa Yang Harus Di Coba
Agar Puasa Tidak Sia-sia, Ini yang Perlu diketahui dari Yang Membatalkan Puasa dan Pahala Puasa
Agar Puasa Ramadhan Lebih Afdhol Ketahui Dulu Syarat Wajib, Syarat Sah,& Rukun Puasa

Berita Terkait

Kamis, 18 April 2024 - 08:28

Rumah Hijabers Depok Membuka Peluang Usaha Fashion Dari Rumah Tanpa Modal

Senin, 15 April 2024 - 10:57

LPM Aktif dan Non Aktif Dukung Supian Suri Jadi Walikota Depok 2024

Senin, 15 April 2024 - 10:22

3 Periode Berkuasa, Mazhab HM Ungkap Mohammad Idris Faktor Kemenangan PKS Depok

Sabtu, 13 April 2024 - 07:21

Gelar Open House, Ribuan Warga Depok Berbondong-bondong Datangi Kediaman Supian Suri

Jumat, 12 April 2024 - 06:00

Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 5 April 2024 - 10:45

Gelar Puncak Acara Ramadhan, Zona Madina Ajak Masyarakat Mensyukuri Segala Hal

Selasa, 2 April 2024 - 11:39

ZONA MADINA BERSAMA ISLAMIC RELIEF INDONESIA GELAR DAKWAH KEMANUSIAAN UNTUK PALESTINA

Senin, 1 April 2024 - 16:00

Akhirnya Setelah 3 Tahun lamanya, Ganda Campuran Rinov/Pita berhasil harumkan Indonesia di Spain Master 2024

Berita Terbaru

Artikel

Apakah Kita Masih Fitri?

Jumat, 12 Apr 2024 - 06:00