PALEMBANG- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo menilai Palembang yang ditargetkan menjadi kota megapolitan harus terkoneksi dengan daerah penyangga di sekitarnya, seperti Banyuasin dan Ogan Ilir yang telah terkoneksi dengan baik, Artinya Palembang ikut menampung komoditi yang berpotensi di daerah tersebut.
“Kelapa, kelapa ini bertebaran di Banyuasin tapi belum terlalu terekspos potensinya oleh pemerintah. Pohon kelapa itu banyak sekali manfaatnya, bisa jadi sepatu, jok mobil, media tanam sampai kebatangnya bisa dieksplor lebih jauh,” katanya saat hadir dalam diskusi Menyongsong Palembang 2019, Minggu (23/12/2018).
Maka dari itu Lanjut dia, Palembang yang merupakan ibukota Provinsi yang sedang menghadapi era 4.0 harus bisa ikut menampung potensi yang dimiliki. “Para pengusaha juga siap kami sebagai wadah pelaku usaha siap membantu,” urai Eddy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Eddy, komoditi yang dimiliki daerah disekitar Palembang belum digali secara maksimal. Selain menggaungkan pariwisata yang sudah terbukti penyumbang devisa Indonesia. Sayang sekali jika infrastruktur dan produk unggulan seperti kopi yang dimiliki tidak diekspos di kancah nasional bahkan internasional.
“Kita punya kopi yang bisa dijual diluar dan dalam negeri brandingnya bisa dilakukan melalui digitalisasi. Nah ini saya harap Walikota dan Gubernur membuat inkubator bagi pengusaha kopi yang mengusung digital,” paparnya.
Masih kata dia, dengan banyaknya potensi komoditi yang belum dieksplor secara maksimal dan pariwisata yang mumpuni, bukan tidak mungkin Palembang ini menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia.
Disamping itu era saat ini masih memiliki tantangan yang besar bagi pengusaha.
“Lihat toko-toko di mall banyak yang tutup, banyak pengusaha yang baru mau bangkit yang dinilai sebagai ancaman oleh pengusaha besar pada era distruction ini akan dibeli oleh perusahaan besar, bahkan dibeli untuk dimatikan, jadi kita harus hati-hati,” tukas Eddy. (FKV)
