JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Eddy Ganefo menyatakan keinginan Negara Indonesia untuk membangun sektor maritim terhadang dengan peningkatan nilai impor. Yang mana, makin memberatkan neraca pembayaran apabila tidak diiringi oleh peningkatan ekspor.
“Dalam perekonomian global yang saat ini menghadapi sejumlah tantangan berupa ketidakpastian kebijakan, perkembangan geopolitik dan pengetatan keuangan global, juga kenaikan level utang dan volatilitas mata uang maka solusi dari itu yakni mengoptimalkan ekspor dan melakukan efisiensi penggunaan produk impor dalam implementasi perdagangan Internasional,” kata Eddy di temui di Kadin Indonesia. Senin (15/10).
Eddy menjelaskan, seperti halnya yang dikatakan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati saat melakukan pertemuan di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10) Dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018. Ia menilai perdagangan internasional itu penting untuk mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Seiring dengan dinamika perekonomian dunia, salah satu isu terpenting saat ini adalah semakin derasnya arus global supply chain atau rantai pasok global. Terkait dengan hal ini, visi Poros Maritim Dunia menjadi sangat strategis,”ujar Sri Mulyani.
Eddy menyebutkan, Dalam posisi strategis, Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengambil manfaat dari arus rantai pasok global untuk kepentingan pembangunan ekonomi.
“Berbagai kebijakan pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut sudah membuahkan hasil. Seperti percepatan pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas layanan di pelabuhan telah memberi dampak positif,” tuturnya.
Menurutnya, Kebijakan seperti pemberlakuan single billing, integrasi Inaportnet system ke dalam system Indonesia National Single Window (INSW) berhasil meningkatkan kualitas pelayanan di pelabuhan. Sehingga, menurut Eddy, konektivitas saat ini terasa jauh lebih lancar. (FKV)
