H.Kamil Rayana Pengusaha Alumni Gontor Yang Bersahaja

- Reporter

Senin, 23 April 2018 - 08:18

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siarandepok.com- Alumni Gontor itu bermacam-macam profesinya. Bukan hanya berkiprah dalam bidang pendidikan, tetapi mereka berperan di masyarakat dalam berbagai bidang sesuai dengan passion, kemampuan, keberuntungan, dan garis takdir masing-masing.

Salah seorang pengusaha, alumnus Gontor tahun 1982, seorang pengusaha kuliner yang terkenal, Yaitu Ust. H. Kamil Rayana, pemilik Rumah Makan Gubug Gurame Depok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

H.Kamil Rayana (berpeci hitam) saat menandatangani Mou dengan Forbis IKPM Depok. Sabtu (31/04/2018)

Lulus Gontor tahun 1982, Ust. H. Kamil Rayana kemudian melanjutkan di Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya Jakarta. Di samping itu, beliau juga kuliah di LIPIA. Dengan bahasa Arab yang bagus, beliau diterima kerja di Kedutaan Saudi Arabia untuk Indonesia. Delapan tahun bekerja, beliau akhirnya keluar dan merintis usaha Pengiriman Jasa TKI ke Timur Tengah.

Booming TKI membuat perusahaan TKI di Indonesia berkembang sangat besar, termasuk perusahaan yang dipimpin Ust. H. Kamil

Bertahun-tahun di bisnis TKI Ust. Kamil lalu berinvestasi lahan di daerah Depok seluas 17.000 m yang sekarang ini dijadikan rumah makan. Hingga akhirnya, masa emas bisnis TKI menghilang akibat moratorium TKI yang dikeluarkan Pemerintah. Indonesia tidak lagi mengirim TKI kecuali yang mempunyai skill memadai. Dan, mulailah perusahaan TKI rontok satu per satu. Ribuan orang yang berada dalam bidang PJTKI harus mengubah jalan hidupnya untuk berpindah di bidang lain.

H.Kamil Rayana bersama Alumni Gontor Senior Di Kota Depok siap mendukung kegiatan IKPM Depok

Banyak orang yang tidak siap dengan perubahan, hingga akhirnya terpuruk. Melihat situasi bisnis PJTKI yang sulit berkembang, Ust. Kamil lalu mencoba membuat bisnis baru; membuat kolam gurame. Tanah yang dibelinya hasil usaha di PJTKI dijadikan kolam-kolam gurame. Usahanya berkembang, tetapi Ust. Kamil merasa bahwa jika hanya menjual ikan hidup, tidak bisa berkembang besar. Harus dijual dengan nilai tambah.

Pikiran kreatif Ust. Kamil akhirnya menemukan bahwa ia harus membuat Rumah Makan khas Gurame dari hasil kolamnya. Dengan demikian, ia memberikan nilai tambah, tidak sekadar menjual ikan, tetapi menjual olahan ikan. Dengan konsep rumah makan keluarga, akhirnya empat tahun lalu, tahun 2014, Rumah Makan Gubug Gurame didirikan.

Ust. Kamil bukanlah “Bagian Dapur” di Gontor dulu yang bisa masak, tetapi Gontor mengajarkan kepemmpinan. Maka dicarilah orang-orang yang terampil dan profesional di bidangnya, mulai dari chef (ahli masak) berpengalaman, hingga ahli restauran untuk mengelola dari sisi manajemen perusahaan. Jadilah, Rumah Makan Gubug Gurame di Depok sekarang ini menjadi rujukan dan tempat makan keluarga yang selalu ramai.

Terlihat gairah yang luar biasa dari Ust. Kamil ketika berbicara tentang bisnis dan Gontor. Sifatnya yang sederhana menjadi teladan bagi para alumni, dan beliau memang membuka tempat seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya alumni Gontor yang mau belajar. Sifatnya yang pemurah hati itulah yang sekiranya membawa kembali kebaikan dan keberkahan yang berlimpah.

Satu lagi beliau berpesan; jangan lupa untuk jaga ibadah sebaik-baiknya. Perbanyak sedekah, dan jadikan bisnis kita profesional.

H.Kamil Rayana Bersama Pengurus Pusat Forbis IKPM Gontor saat Pelantikan Forbis IKPM Depok di Gubug Gurame, Sabtu (21/04/2018)

Mahfuzhat Man Jadda Wajada bukan sekadar semangat, tetapi menjadikan diri menjadi lebih profesional.

Energi positif yang luar biasa. Menjadi lebih bersemangat mengembangkan diri lebih baik. Begitulah, Gontor dengan berbagai jaringan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia. Kekuatan besar untuk bersama membangun Indonesia lebih baik.

Salam Man Jadda Wajada!

Penulis : AKBAR ZAINUDIN

(Penulis buku “Man Jadda Wajada 3: Hidup Sekali, Sukses Berkali-KaliBerkali-Kali)

 

<

Berita Terkait

Ketupat Makanan Khas Di Indonesia saat Lebaran, berikut Makna ketupat Lebaran dan cara membuatnya
Dai-Daiyah Muda NU Trenggalek Antusias Ikuti Literasi Digital LD PBNU
Tidak Sanggup Ibadah yang berat ? berikut 5 Amalan Ringan Bulan Ramadhan yang Berpahala Sangat Besar
Bekap Vietnam 3-0, Level Timnas Naik setingkat Asia dan bersiap menuju World cup 2026
Tips Membuat Ebatan, Kuliner Khas Lombok yang Cocok Dicicipi Saat Berbuka Puasa
Puasa dibulan Ramadhan Lemas? Ini Tips Agar Tidak Lemas Saat Berpuasa
Fajar Supriadi Gojlok 5957 Kader dan Penyuluh KB dari 627 Kecamatan se-Jawa Barat tentang Pengisian KKA
Usung Green Ramadhan, Zona Madina Dompet Dhuafa Ajak UMKM dan Masyarakat Pilah Sampah Melalui Pasar Berdaya Ramadhan al-Madinah

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:56

Ketupat Makanan Khas Di Indonesia saat Lebaran, berikut Makna ketupat Lebaran dan cara membuatnya

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:52

Dai-Daiyah Muda NU Trenggalek Antusias Ikuti Literasi Digital LD PBNU

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:46

Tidak Sanggup Ibadah yang berat ? berikut 5 Amalan Ringan Bulan Ramadhan yang Berpahala Sangat Besar

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:15

Bekap Vietnam 3-0, Level Timnas Naik setingkat Asia dan bersiap menuju World cup 2026

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:12

Tips Membuat Ebatan, Kuliner Khas Lombok yang Cocok Dicicipi Saat Berbuka Puasa

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:18

Fajar Supriadi Gojlok 5957 Kader dan Penyuluh KB dari 627 Kecamatan se-Jawa Barat tentang Pengisian KKA

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:05

Usung Green Ramadhan, Zona Madina Dompet Dhuafa Ajak UMKM dan Masyarakat Pilah Sampah Melalui Pasar Berdaya Ramadhan al-Madinah

Selasa, 26 Maret 2024 - 14:33

Masuki Edisi ke 4, Komisi X LD PBNU gelar Literasi Digital Guna Rajut Ukhuwah di Era Digital

Berita Terbaru