Siarandepok.com – MoU telah di taken mengenai ‘Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2’ atau biasa disebut Vaksin Nusantara oleh Kepala Staf TNI Angaktan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beserta Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito.
Penandatangan MoU dilakukan di Markas Besar TNI AD dan disaksikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy.
Dinas Penerangan TNI AD (Dispen AD) menjelaskan bahwa penelitian bukan kelanjutan dari uji klinis adaptif fase 1 vaksin yang berasal dari sel dendritik autolog yang sebelumnya sudah diinkubasi bersama spike protein severe acute respiratory syndrome Covid-19 yang tidak terinfeksi Covid-19 dan tidak terdapat Vaksin Nusantara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Proses vaksinasi Vaksin Nusantara tidak mengantongi izin dari BPOM, maka dari itu beberapa tokoh dan anggota DPR menjadi relawan untuk proses vaksinasi tersebut.
Kepala BPOM, Penny K. Lukito menjelaskan mengenai belum memberikan izin untuk melanjutkan uji klinis vaksin nusantara, yakni terdapat 20 dari 28 subjek mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Kejadian tidak diinginkan terdapat 3 kategori, yaitu:
Kejadian tidak diinginkan kategori 1 dan 2:
- Nyeri lokal, otot, sendi, kepala
- Penebalan
- Kemerahan
- Gatal dan ruam
- Lemas
- Mual
- Demam
- Batuk, pilek, dan gatal
Kejadian tidak diinginkan kategori 3:
- 6 subjek mengalami hipernatremi
- 2 subjek mengalami peningkatan blood urea nitrogen (BUN)
- 3 subjek mengalami peningkatan kolesterol
(SZ)
(DMC)