Unit Litbang Kemenperin Bikin Aplikasi Identifikasi Keaslian Batik

- Reporter

Sabtu, 11 Mei 2019 - 10:40

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala BBKB Titik Purwati Widowati di sela perhelatan GBN 2019 di Jakarta

Kepala BBKB Titik Purwati Widowati di sela perhelatan GBN 2019 di Jakarta

Kementerian Perindustrian melalui unit di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), yakni Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta memperkenalkan aplikasi Batik Analyzer kepada para pengunjung pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2019. Aplikasi ini berguna untuk membedakan kain batik asli (batik tulis, batik cap atau kombinasi) dengan tiruan batik.

“Inovasi ini berawal dari kesulitan masyarakat membedakan kain batik dan tiruan yang beredar di pasaran, khususnya membanjirnya produk impor tiruan batik dengan harga yang sangat murah,” kata Kepala BBKB Titik Purwati Widowati di sela perhelatan GBN 2019 di Jakarta, Jumat (10/5).

Menurut Titik, masyarakat industri batik yang didominasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) juga dituntut untuk mampu kompetitif di tengah tantangan global era industri 4.0. “Oleh karena itu, aplikasi Batik Analyzer dapat pula dimanfaatkan oleh para pelaku IKM batik,” jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aplikasi dengan basis Android dan iOS tersebut menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang sesuai dengan implementasi industri 4.0. “Saat ini, aplikasi Batik Analyzer baru tersedia dalam versi Beta 1.0 dengan akurasi output dua kategori (batik dan tiruan) di 75%, dan akan terus dikembangkan hingga mencapai angka 95%,” imbuhnya.

Sebelumnya, Aplikasi Batik Analyzer telah diperkenalkan pada acara Indonesia Industrial Summit 2019. “Aplikasi ini diharapkan menjadi solusi untuk perlindungan industri batik nasional dalam menyongsong era industri 4.0,” ujar Titik.

Selain Batik Analyzer, pada perhelatan GBN 2019, BBKB Yogyakarta ikut juga menampilkan inovasi lain dalam bidang batik, kemudian mengadakan workshop batik tulis, serta mengedukasi kepada masyarakat tentang jenis-jenis batik sesuai SNI dalam Talkshow ‘Pembelajaran Jenis Batik’ yang akan diadakan di Main Lobby Stage JCC, pada hari Minggu, 12 Mei 2019 pukul 10.30 – 12.30 WIB.

Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara mengatakan, pihaknya gencar mendorong pelaku industri nasional untuk terus menciptakan inovasi produk demi mencapai peningkatan ekspor hingga double digit tersebut. “Saat ini, penguatan inovasi bagi sektor industri menjadi sangat penting. Langkah ini perlu kolaborasi dengan seluruh stakeholder,” ungkapnya.

Ngakan optimistis, pengembangan industri melalui inovasi dan teknologi akan berperan dalam peningkatan produktivitas dan kualitas secara efisien. “Menurut para cendekia, istilahnya adalah technology will always win,” tuturnya.

Lebih lanjut, menurut Ngakan, lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) di seluruh Indonesia termasuk yang ada di bawah BPPI Kemenperin dapat menjadi penyokong utama terbentuknya ekosistem inovasi yang melahirkan riset-riset berkualitas dan memberi manfaat bagi kemajuan industri nasional.

“Guna menghasilkan inovasi yang sesuai kebutuhan di dunia industri, balai litbang Kemenperin terus berupaya menggandeng sektor swasta untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan riset atau alih teknologi yang mendukung kemajuan sektor manufaktur nasional,” paparnya.

Merujuk data Kemenperin, industri batik turut mendorong pertumbuhan gemilang di sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada triwulan I tahun 20i9, yang mencatatkan posisi tertinggi dengan capaian 18,98%. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07% di periode yang sama.

Selain itu, ekspor batik Nusantara tercatat senilai USD52,44 juta atau setara Rp734 miliar (kurs Rp14.000 per USD) pada tahun 2018. Kemenperin menargetkan nilai ekspor batik nasional dapat meningkat hingga 6-8 persen pada tahun 2019.

Di samping itu, industri batik salah satu sektor yang banyak membuka lapangan pekerjaan, dengan didominasi oleh IKM yang tersebar di 101 sentra. Jumlah tenaga kerja di sektor industri batik sebanyak 212 ribu orang.

<

Berita Terkait

Cak Imin Ungkap PKB Ingin Terus Menjalin Kerjasama dengan Gerindra
Supian Suri Diprediksi Menang Dalam Pilkada 2024 Karena Bakal Diusung Koalisi Parpol Besar
KUA Cipayung Kota Depok Gelar Tadarus Bareng Ibu-Ibu Majlis Ta’lim
Angkutan Lebaran 2024 Masih Cukup Tersedia, KAI Daop 1 Jakarta Tambah 344 Perjalanan KA dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen
Rumah Hijabers | Supplier Baju Muslim & Muslimah Anak & Dewasa di Kota Depok
5 Menu Yang Biasa Nabi Muhammad Makan Untuk Sahur Dan Berbuka Puasa
Kue Kering Lebaran 2024 Cookies Bomboloni, Belum Ada Yang Bikin
Takjil Bulan Puasa Yang Harus Di Coba

Berita Terkait

Kamis, 25 April 2024 - 16:58

KCIC Operasikan 832 Perjalanan Whoosh Pada Periode Angkutan Lebaran 2024

Kamis, 25 April 2024 - 16:52

Cak Imin Ungkap PKB Ingin Terus Menjalin Kerjasama dengan Gerindra

Kamis, 25 April 2024 - 16:50

JebreetMedia Gelar Turnamen Bulutangkis Usia Dini Bertajuk “PB INA Kids Badminton Tournament”

Kamis, 25 April 2024 - 16:45

Erick Thohir Sukses Lobi Heerenveen Izinkan Nathan untuk Perkuat Timnas di Piala AFC U-23

Kamis, 25 April 2024 - 16:40

Jelang Thomas & Uber Cup 2024, Sekjen PBSI Harap Tim Indonesia Tampil Maksimal

Kamis, 25 April 2024 - 16:33

Thomas & Uber Cup 2024: Fajar dan Apri Dipercaya Jadi Kapten Tim

Kamis, 25 April 2024 - 16:29

MA YPPD Depok Adakan Kunjungan Ke Yogyakarta Bersama Dirgantara AIA Tour Travel

Kamis, 25 April 2024 - 16:23

Peringati Hari Kartini 2024, Tia Rahmania Ajak Perempuan Terus Berjuang

Berita Terbaru