Indeks Naik, Kinerja Manufaktur di Indonesia Dinilai Ciamik

- Reporter

Jumat, 4 Januari 2019 - 05:09

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Industri manufaktur di Indonesia masih menunjukkan hasrat untuk terus meningkatkan produktivitas dan perluasan usaha guna dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Hal ini tercermin dari indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) sepanjang tahun 2018 yang rata-rata berada pada level di atas 50 atau menandakan sektor manufaktur tengah ekspansif.

“Artinya, dari capaian tersebut, para investor di sektor industri melihat bahwa Indonesia telah mampu mengelola ekonomi melalui norma baru. Upaya ini sejalan dengan tekad pemerintah menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (3/1).

Berdasarkan laporan Nikkei, PMI manufaktur Indonesia pada Desember 2018 menempati posisi angka 51,2 atau naik dari perolehan bulan November yang bertengger di peringkat 50,4. PMI Manufaktur Indonesia pada pengujung 2018, juga menjadi posisi tertinggi dibanding tiga bulan sebelumnya. Kinerja positif itu, antara lain didorong karena lonjakan permintaan domestik dan pertumbuhan lapangan kerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di level Asia Tenggara, geliat industri di Indonesia lebih baik daripada Thailand, Malaysia dan Singapura. Sementara itu, PMI manufaktur Asean terpantau berada di posisi 50,3 pada Desember 2018, melambat dibanding capaian bulan sebelumnya di tingkat 50,4.

PMI ini merupakan hasil survei bulanan yang menggunakan data respons para manajer di bidang pembelian yang berasal dari 300 perusahaan manufaktur berbagai sektor, di antaranya industri logam dasar, kimia dan plastik, tekstil dan pakaian, serta makanan dan minuman.

Lebih lanjut, menurut Airlangga, kenaikan indeks manufaktur pada akhir tahun 2018 juga dinilai sebagai penegasan bahwa pelaku industri manufaktur di Indonesia semakin percaya diri untuk lebih ekspansif pada tahun 2019. “Memasuki tahun politik, kita harus lebih optimistis, termasuk kepada para pelaku industri, supaya bisa mengambil peluang,” tegasnya.

Menperin menambahkan, pemerintah terus berupaya memacu pengembangan industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global. Hal ini seiring pelaksanakaan peta jalan Making Indonesia 4.0. Selain itu mengoptimalkan produktivitas, terutama industri yang berorientasi ekspor. “Saat ini, kebijakan makro tetap terjaga, dengan komitmen pemerintah melaksanakan paket kebijakan ekonomi yang telah diluncurkan,” imbuhnya.

Pada tahun ini, Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5,4 persen. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.

Investasi di industri manufaktur pun diyakini dapat meningkat pada tahun babi tanah ini karena pemerintah telah merilis aturan terkait dengan tax holiday yang mencakup lebih banyak sektor, yaitu melalui PMK 150/2018 tentang Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Selain itu, kepastian untuk mendapatkan insentif tersebut juga lebih jelas dengan adanya online single submission (OSS).

“Artinya, investor tidak perlu lagi menunggu, bahwa kondisi ekonomi dan politik Indonesia dinilai stabil. Nah, ini kesempatan Indonesia untuk terus memacu investasi, ekspor, dan pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di sektor industri,” tuturnya.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw menyampaikan, pertumbuhan aktivitas manufaktur Indonesia pada Desember 2018 merupakan sinyal positif dan menjadi indikator yang baik untuk menyongsong tahun 2019. “Pada survei Nikkei di Desember 2018 menunjukkan adanya tanda-tanda penguatan kondisi permintaan baru meningkat, terutama didorong oleh pasar domestik,” ungkapnya.

Kemudian, hasil survei itu mengindikasikan kondisi yang lebih baik pada tahun ini karena para pabrikan akan memperluas kapasitas produksinya. Hal ini seiring dengan peningkatan penjualan dan diikuti oleh serapan tenaga kerja. Adapun, indikator lainnya adalah peningkatan kepercayaan diri para pelaku bisnis. Lebih dari 45 persen responden memproyeksikan produksi yang lebih baik dalam satu tahun ke depan.

<

Berita Terkait

KUA Cipayung Kota Depok Gelar Tadarus Bareng Ibu-Ibu Majlis Ta’lim
Angkutan Lebaran 2024 Masih Cukup Tersedia, KAI Daop 1 Jakarta Tambah 344 Perjalanan KA dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen
Rumah Hijabers | Supplier Baju Muslim & Muslimah Anak & Dewasa di Kota Depok
5 Menu Yang Biasa Nabi Muhammad Makan Untuk Sahur Dan Berbuka Puasa
Kue Kering Lebaran 2024 Cookies Bomboloni, Belum Ada Yang Bikin
Takjil Bulan Puasa Yang Harus Di Coba
Agar Puasa Tidak Sia-sia, Ini yang Perlu diketahui dari Yang Membatalkan Puasa dan Pahala Puasa
Agar Puasa Ramadhan Lebih Afdhol Ketahui Dulu Syarat Wajib, Syarat Sah,& Rukun Puasa

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:56

Ketupat Makanan Khas Di Indonesia saat Lebaran, berikut Makna ketupat Lebaran dan cara membuatnya

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:52

Dai-Daiyah Muda NU Trenggalek Antusias Ikuti Literasi Digital LD PBNU

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:46

Tidak Sanggup Ibadah yang berat ? berikut 5 Amalan Ringan Bulan Ramadhan yang Berpahala Sangat Besar

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:15

Bekap Vietnam 3-0, Level Timnas Naik setingkat Asia dan bersiap menuju World cup 2026

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:12

Tips Membuat Ebatan, Kuliner Khas Lombok yang Cocok Dicicipi Saat Berbuka Puasa

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:18

Fajar Supriadi Gojlok 5957 Kader dan Penyuluh KB dari 627 Kecamatan se-Jawa Barat tentang Pengisian KKA

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:05

Usung Green Ramadhan, Zona Madina Dompet Dhuafa Ajak UMKM dan Masyarakat Pilah Sampah Melalui Pasar Berdaya Ramadhan al-Madinah

Selasa, 26 Maret 2024 - 14:33

Masuki Edisi ke 4, Komisi X LD PBNU gelar Literasi Digital Guna Rajut Ukhuwah di Era Digital

Berita Terbaru