Taiwan Jajaki Kerja Sama Industri Perkapalan Hingga Makanan

- Reporter

Jumat, 10 Agustus 2018 - 00:11

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Taiwan tengah menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia khususnya di sektor manufaktur guna memperkuat perekonomian kedua negara. Sektor yang potensial untuk dikolaborasikan, antara lain industri perkapalan, pengolahan logam, ICT & Smart City dan teknologi bahan pangan.

“Jika kita melihat dari neraca perdagangannya, Indonesia surplus terhadap Taiwan. Namun, masih ada kesempatan besar dalam meningkatkan neraca perdagangan kita dengan mengoptimalkan sumber daya industri sehingga dapat melengkapi satu sama lain,” kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Kamis (9/8).

Pada tahun 2017, total perdagangan kedua negara mencapai USD 7,4 miliar dan Taiwan berada di peringkat ke-11 sebagai mitra impor maupun ekspor perdagangan global Indonesia. Sementara itu, jumlah investasi langsung Indonesia di Taiwan sebesar USD32,2 miliar. Sedangkan, penanaman modal langsung Taiwan di Indonesia sekitar USD397 juta menjadikan Taiwan sebagai investor urutan ke-14 terbesar Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Putu menyampaikan, para pelaku industri Taiwan didorong agar terus meningkatkan investasinya sekaligus bermitra dengan pengusaha di Indonesia sehingga diharapkan Indonesia menjadi basis produksi baik untuk pasar domestik maupun internasional.

Tersedianya kawasan industri terintegrasi, termasuk yang ada di luar Jawa, merupakan potensi investasi besar bagi Taiwan. Apabila dilihat dari potensi sektor manufaktur dengan karakteristik kawasanindustri, misalnya perusahaan perkapalan berpeluang untuk berinvestasi di kawasan industri JIIPE Gresik atau di Tenggamus. Sedangkan, produsen pengolahan makanan dan bioteknologi, bisa beroperasi di kawasan industri Kendal, Batamindo atau Sei Mangkei.

“Lebih lanjut, kami juga mengajak kepada para perusahaan Taiwan yang ada di Indonesia untuk ikut berpartisipasi aktif mewujudkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam upaya memasuki era ekonomi digital,” tuturnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bersama Federasi Industri Taiwan (CNFI) yang telah menyelenggarakan “Indonesia-Taiwan Industrial Collaboration Forum (ITICF)” pada 6 Agustus 2018 lalu, di Jakarta.

“Dari forum tersebut, dapat memberikan berbagai inspirasi dan ide, termasuk bentuk investasi dalam upaya implementasi model bisnis digital untuk memajukan dan meningkatkan daya saing industri kedua negara di era industri 4.0 saat ini,” paparnya.

Forum yang dihadiri 500 orang dengan mengundang pihak pemerintah dan pelaku industri dari Taiwan dan Indonesia itu membahas beberapa peluang kerja sama ekonomi bilateral ke depannya, seperti peningkatan kerjasama teknik melalui pertukaran tenaga ahli serta training; penjajakan promosi investasi serta kolaborasi industri, dan penjajakan kerjasama lainnya yang menjadi keandalan kedua negara.

Dalam acara ITICF, ditandatangani enam buah Memorandum of Understanding (MoU) yang terdiri dari 3 MoU di sektor swasta meliputi antara Universitas Bina Nusantara (BINUS) dengan Industrial Economics and Knowledge Center-IEK Taiwan di bidang kerjasama pelatihan dan inovasi industri; PT. Kingda Marine Technical Indonesia dan FunzSan Industry Co. LTD di bidang business and technical service of fishing machine and deck machine, serta PT Terang Parts Indonesia dan Jarvish Inc di bidang helm pintar.

Selanjutnya, tiga MoU dalam hal kerja sama pengembangan desain industri kreatif dan kemasan pada sektor IKM, kerja sama di bidang makanan dan minuman, serta kerja sama industri sains dan teknologi logam yang ditandatangani oleh Kepala KDEI dengan mitra dari Taiwan.

Dalam rangkaian acara ITICF tersebut juga diselenggarakan sesi one on one business matching yang dibagi dalam empat subforum, yakni Subforum Ship Building, Subforum ICT and Smart City, Subforum Food and Bio Technology dan Subforum Metal. Dari hasil subforum tersebut, disepakati untuk melakukan dialog lebih teknis dan intensif yang diwujudkan pada pertemuan Food Dialogue dan Metal Dialogue yang akan datang.

Untuk mempromosikan investasi di kawasan Industri, sebanyak 17 pengelola kawasan Industri turut terlibat dalam mempromosikan lokasinya. Kawasan industri tersebut antara lain Kawasan Industri Jababeka, Kawasan Industri Karawang International Industrial City (KIIC), Kawasan Industri Modern Cikande, Kawasan Industri Jakarta Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) serta Kawasan Industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).

Selanjutnya Kawasan Industri Wijayakusuma, Kawasan Industri MM2100, Kawasan Industri Suryacipta, Kawasan Industri CFLD, Kawasan Industri Artha Industrial, Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kawasan Industri Kabil, Kawasan Industri Tanggamus, Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Batamindo, Kawasan Industri Medan, dan Kawasan Industri Sei Mangkei.

Para peserta ITICF juga diajak meninjau langsung industri dan kawasan industri pada tanggal 7-8 Agustus 2018 guna lebih memberikan gambaran mengenai kapasitas industri Indonesia. Perwakilan pimpinan perusahaan dan lembaga Taiwan mengunjungi beberapa industri di kawasan industri Cikande, antara lain First Cable, Sokonindo, Nippon Indosari, Sorini Agro, Bumi Lestari dan Newland Steel.

Peserta juga mengunjungi kawasan industri Jababeka (Bumi Cikarang, G-Shank, dan Liwayway) serta industri lain seperti PT Kampuh Welding Indonesia (Cikarang), Blue Bird Group dan PT Samudra Marine Indonesia di Cilegon sebagai rangka penjajakan investasi dan kolaborasi di sektor Industri.

<

Berita Terkait

KUA Cipayung Kota Depok Gelar Tadarus Bareng Ibu-Ibu Majlis Ta’lim
Angkutan Lebaran 2024 Masih Cukup Tersedia, KAI Daop 1 Jakarta Tambah 344 Perjalanan KA dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen
Rumah Hijabers | Supplier Baju Muslim & Muslimah Anak & Dewasa di Kota Depok
5 Menu Yang Biasa Nabi Muhammad Makan Untuk Sahur Dan Berbuka Puasa
Kue Kering Lebaran 2024 Cookies Bomboloni, Belum Ada Yang Bikin
Takjil Bulan Puasa Yang Harus Di Coba
Agar Puasa Tidak Sia-sia, Ini yang Perlu diketahui dari Yang Membatalkan Puasa dan Pahala Puasa
Agar Puasa Ramadhan Lebih Afdhol Ketahui Dulu Syarat Wajib, Syarat Sah,& Rukun Puasa

Berita Terkait

Kamis, 18 April 2024 - 19:01

104 Santri Pesantren Leadership Daarut Tarqiyah Primago Tahun 2024 Ikuti Ujian Masuk Pondok Modern Darussalam Gontor

Kamis, 18 April 2024 - 08:28

Rumah Hijabers Depok Membuka Peluang Usaha Fashion Dari Rumah Tanpa Modal

Senin, 15 April 2024 - 10:57

LPM Aktif dan Non Aktif Dukung Supian Suri Jadi Walikota Depok 2024

Senin, 15 April 2024 - 10:22

3 Periode Berkuasa, Mazhab HM Ungkap Mohammad Idris Faktor Kemenangan PKS Depok

Sabtu, 13 April 2024 - 07:21

Gelar Open House, Ribuan Warga Depok Berbondong-bondong Datangi Kediaman Supian Suri

Senin, 8 April 2024 - 09:21

Strategi Dakwah : Wajah Islam Tergantung Pada Dakwah

Jumat, 5 April 2024 - 10:45

Gelar Puncak Acara Ramadhan, Zona Madina Ajak Masyarakat Mensyukuri Segala Hal

Selasa, 2 April 2024 - 11:39

ZONA MADINA BERSAMA ISLAMIC RELIEF INDONESIA GELAR DAKWAH KEMANUSIAAN UNTUK PALESTINA

Berita Terbaru