Ramadan Bulan Perempuan

- Reporter

Minggu, 27 Mei 2018 - 13:54

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: thayyiba.com)

(Foto: thayyiba.com)

Oleh: Dr. Syamsul Yakin, MA

Dosen  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Bila ditanya, siapakah yang paling sibuk pada bulan suci Ramadan untuk menyiapkan berbuka dan sahur? Siapa pula yang harus berbenah dan mengurus anak padahal ia lelah karena berpuasa?

Pada bulan suci ini, siapa pula yang paling mendominasi kesemarakan ibadah tarawih dan subuh berjamaah? Pun, siapakah yang terpaksa tidak bisa menggenapkan ibadah puasa satu bulan tetapi ia tetap harus berlagak seperti orang berpuasa dan wajib membayarnya pada bulan lain padahal ia sama sekali tidak menginginkan hal itu?

Termasuk, siapakah yang dikatakan Nabi paling banyak menghuni surga? Jawabannya adalah kaum perempuan. Dia adalah teman hidup laki-laki yang menduduki posisi multifungsi, tetapi perannya kerap kali masih dianggap sebagai figuran.

Tidak salah kalau pada bulan berlimpah kemuliaan ini, kembali kita agungkan kaum perempuan, seperti diungkap al-Qur’an: “… Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, (maka) Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (al-Ahzab/33: 35).

Dalam ayat ini jelas Allah memuliakan perempuan. Keduanya berhak atas apa-apa yang telah diusahakannya, tanpa dikurangi sedikitpun karena alasan jenis kelamin. Masalahnya, mengapa pada bulan suci ini peran perempuan banyak dilupakan? Dan, mengapa kaum adam dengan enteng menyerahkan semua pekerjaan kepada perempuan, sama seperti di bulan lain? Tidakkah sebaiknya, karena sama-sama sedang berpuasa, kaum adam turut pula membantu pekerjaan perempuan?

Tak bisa disangkal Ramadan jelas sebagai bulan kaum perempuan. Bulan yang dipenuhi dengan gempita aktivitas perempuan dalam setiap lini kehidupan. Tidak saja dalam pekerjaan seperti menyiapkan santap sahur di mana mereka telah bangun sebelum pukul tiga.

Sementara itu, harus diakui, alunan suara orang membaca al-Qur’an selepas shalat Subuh sebagian besar berasal dari mereka yang bernama kaum hawa. Sementara kaum adam, karena alasan akan berangkat kerja, seperti sudah janjian, tidur lagi selepas Subuh. Kendati uang belanja yang diberikan seringkali pas-pasan.

Kaum hawa pula yang dipaksa putar otak agar uang belanja yang kurang menjadi cukup. Sungguh mulia perempuan itu. Pantas bila orang Arab menyebut perempuan sebagai “hurmah”, yakni makhluk yang patut dimuliakan dan (semestinya) dilindungi.

Begitu pentingnya peran perempuan, sehingga Rasulullah SAW  memberikan penegasan, “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik kepada perempuan” (HR. Ibnu Majah).

Dengan kata lain, seseorang belum menjadi hamba yang terbaik bila selalu membebani perempuan. Kendati ada batasan pekerjaan yang masing-masing harus dipikul, tidakkah sebaiknya pada bulan suci ini, keterlibatan kaum adam lebih maksimal? Bukan hanya karena alasan kemanusiaan, lebih dari itu kita ingin agar penegasan Nabi SAW  menjadi amalan. Bukan hanya di bulan latihan ini, tetapi pada sebelas  bulan ke depan. Inilah sebagian hikmah bulan penuh berkah, kita jadi kian mengerti kalau perempuan sepanjang tahun memegang kendali dalam menentukan, bukan lagi figuran.

Peran utama yang dimainkan perempuan itu mulai dari mengatur urusan rumah tangga hingga urusan negara. Tak berlebihan, bila ada ungkapan terkenal, “Perempuan adalah tiang negara, bila perempuan itu baik maka negara akan kuat. Tetapi jika perempuan rusak, maka hancurlah negara itu.”.

Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Abu Said al-Hudri, suatu ketika Nabi bersabda di hadapan para perempuan “Tidak ada satu makhluk  yang kurang akal  dan agamanya akan tetapi mampu menaklukkan keteguhan hati seorang ksatria, selain perempuan seperti kalian.”. Para wanita kemudian bertanya ihwal kurangnya akal dan agama mereka. Rasulullah menjelaskan, “Bukankah kesaksian seorang wanita itu nilainya hanya setengah kesaksian laki-laki? Bukankah ketika datang bulan (haid) mereka tidak shalat dan juga tidak berpuasa?”. Para wanita berkata “Benar ya Rasul.” sambung Nabi, “Itulah yang aku maksud kurangnya akal dan agama mereka.” (HR. Bukhari).

Tanpa perlu memperdebatkan masalah dalam hadits di atas, nilai yang bisa dipetik adalah bahwa Rasulullah menempatkan perempuan sesuai dengan peran dan fungsinya yang mulia.

Dari hadits ini pula bisa dimaknai bahwa, sebagai kaum yang selama ini dianggap tidak berdaya justru mampu menaklukkan benteng pertahanan seorang ksatria. Termasuk, kelemahan perempuan ternyata tidak menghalangi mereka untuk memperbesar partisipasi, baik di dalam rumah tangga maupun dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan.

Seorang sufi wanita sekaliber Rabi’ah al-Adawiyah, dalam sejarah, diketahui ternyata seorang pengobar semangat para prajurit di medan peperangan.

Di bulan suci ini, saatnya kembali kita menghargai perempuan. Figur yang tak lagi sekadar figuran.*

 

Editor: Nadia

 

<

Berita Terkait

Mengetahui Perbedaan lama Waktu berpuasa diberbagai Negara
Meski Berpuasa, Gigi Tetap harus Sehat dan mulut Tidak Bau, Ini Caranya 
Tradisi Unik diberbagai negara dalam menyambut Ramadhan
Fiesta Bintang Lima gelar Fun Gathering Road To Ramadan 2024
Aksi Sosial Ramadan 1445 H, PERSIS dan PERSISTRI Kota Tangerang Ajak Masyarakat Realisasikan Target 1000 Paket Sembako dan Berbagi Takjil
Sibuk namun Ingin Khatam Al-Qur’an di Bulan Ramadhan? Ini Strateginya
Memahami Kehadiran Malam Lailatul Qadar dan Keistimewaannya
Bulan Puasa Ramadhan Segera Tiba, Apa yang perlu disiapkan dan Dilakukan?

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:56

Ketupat Makanan Khas Di Indonesia saat Lebaran, berikut Makna ketupat Lebaran dan cara membuatnya

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:52

Dai-Daiyah Muda NU Trenggalek Antusias Ikuti Literasi Digital LD PBNU

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:46

Tidak Sanggup Ibadah yang berat ? berikut 5 Amalan Ringan Bulan Ramadhan yang Berpahala Sangat Besar

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:15

Bekap Vietnam 3-0, Level Timnas Naik setingkat Asia dan bersiap menuju World cup 2026

Rabu, 27 Maret 2024 - 14:12

Tips Membuat Ebatan, Kuliner Khas Lombok yang Cocok Dicicipi Saat Berbuka Puasa

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:18

Fajar Supriadi Gojlok 5957 Kader dan Penyuluh KB dari 627 Kecamatan se-Jawa Barat tentang Pengisian KKA

Rabu, 27 Maret 2024 - 12:05

Usung Green Ramadhan, Zona Madina Dompet Dhuafa Ajak UMKM dan Masyarakat Pilah Sampah Melalui Pasar Berdaya Ramadhan al-Madinah

Selasa, 26 Maret 2024 - 14:33

Masuki Edisi ke 4, Komisi X LD PBNU gelar Literasi Digital Guna Rajut Ukhuwah di Era Digital

Berita Terbaru